Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Laki-Laki Usia Produktif Dominasi Kasus Positif Covid-19
(Foto: CNBC)

Laki-Laki Usia Produktif Dominasi Kasus Positif Covid-19



Berita Baru, Jakarta – Pemerintah Indonesia mencatat kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia didominasi oleh laki-laki usia produktif.

Dilansir dari CNN berdasarkan Data Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P Kemenkes), hingga 23 April 2020 persentase laki-laki terkonfirmasi positif adalah 59,1 persen, sementara perempuan hanya 40,9 persen.

“Per 23 April 2020 mencatat jumlah laki-laki positif virus Corona sebanyak 3.966 orang, sedangkan 2.489 perempuan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Agus Wibowo, Minggu (26/4).

Ditjen P2P Kemenkes membagi pengelompokan empat rentang usia untuk melihat jangkitan Covid-29 terhadap laki-laki dan juga perempuan.

Berdasarkan pengelompokan itu, di rentang umur  18-65 tahun, jumlah laki-laki positif Covid-19 berjumlah 3.405 orang, sementara perempuan 2.352 orang.

Sedangkan kelompok usia di atas 65 tahun, jumlah laki-laki yang terjangkit adalah 440 orang dan perempuan 291 orang.

Agus menjelaskan bahwa jumlah tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah kesembuhan.

Pada 23 April, Pasien laki-laki yang dinyatakan sembuh berjumlah 518 orang dan pasien perempuan yang sembuh sebanyak 366 orang.

Namun, Agus juga mengaku jumlah korban meninggal pun didominasi laki-laki yang berjumlah 394 orang atau 69,1 persen, sementara perempuan hanya 176 orang atau 30,9 persen.

“Dilihat dari rentang umur, kelompok umur 18 – 65 tahun sama-sama tinggi. Pasien laki-laki yang meninggal pada kelompok ini berjumlah 285 orang, sedangkan perempuan 122,” ujarnya.

Secara keseluruhan, lanjut Agus pasien yang rentan ialah usia 18-65 tahun atau usia produktif mendominasi. Menurutnya jumlahnya mencapai 5.757 kasus, sementara kelompok usia 0-4 tahun hanya 51 kasus, kelompok 5-17 tahun hanya 175 kasus, dan kelompok usia di atas 65 tahun hanya 731 kasus.

“Tidak hanya produktif, kelompok tersebut juga memiliki mobilisasi tinggi di masyarakat. Mobilitas ini dapat dihubungkan dengan faktor sosial-ekonomi,” kata dia.

“Meskipun PSBB diterapkan, potensi orang tanpa gejala atau OTG dapat berpotensi menularkan virus kepada anggota keluarga lain yang sudah menerapkan beraktivitas di rumah,” pungkasnya.