Kurangi Emisi Karbon, China Berhasil Kembangkan Teknologi Nuklir Generasi Ketiga CAP 1400
Berita Baru, Internasional – Pada hari Senin (28/9), State Power Investment Corporation China mengumumkan bahwa pihaknya telah menyelesaikan pengembangan teknologi nuklir generasi ketiga yang dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga jutaan ton per tahun.
Dalam pengumuman itu, disebutkan bahwa pekerjaan reaktor CAP 1400 telah selesai dilakukan beberapa hari setelah Presiden China Xi Jinping berjanji untuk membuat negara itu netral karbon pada tahun 2060, menurut SCMP.
Atas keberhasilan itu, menurut para analis, sekarang China dapat menjual teknologi, yang mana aslinya merupakan desain AS, ke negara lain tanpa mendapatkan persetujuan dari pembuat aslinya di AS.
Keberhasilan ini juga menandai pergeseran ke arah teknologi yang diproduksi di dalam negeri yang telah dipercepat oleh ketegangan yang sedang berlangsung dengan AS.
CAP 1400 adalah teknologi nuklir generasi ketiga yang kedua dan yang dikembangkan China, besama dengan reaktor Hualong One berdasarkan desain Prancis.
Pada tahun lalu, pemerintah China juga telah menyetujui dua reaktor pertama yang menggunakan teknologi CAP 1400 sedang dibangun di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Teluk Shidao di provinsi timur Shandong.
Desain CAP 1400 asal AS, atau bernama China Guohe One, telah dikembangkan sejak 2008.
Para ilmuwan dalam proyek tersebut telah membuat serangkaian terobosan selama rentang waktu tahun 2008 hingga sekarang. Bulan lalu, 1.052 paten dan 6.513 aplikasi kekayaan intelektual telah didaftarkan sehubungan dengan teknologi tersebut.
Pengumuman itu juga menyebutkan bahwa reaktor tersebut mampu bertahan selama 60 tahun dan risiko kecelakaan serius 100 kali lebih rendah dibandingkan dengan teknologi generasi kedua.
Di samping itu, satu reaktor CAP 1400 dapat memenuhi kebutuhan energi tahunan rata-rata lebih dari 22 juta penduduk dan mengurangi emisi gas rumah kaca lebih dari 9 juta ton.
Pekerjaan pada proyek tersebut ditunda setelah China menunda program tenaga nuklirnya menyusul kecelakaan Fukushima 2011 di Jepang. Tetapi kini telah meningkatkan program pembangunan reaktornya dalam beberapa tahun terakhir.
Desain CAP 1400 berhasil lulus Tinjauan Keselamatan Reaktor Generik Badan Energi Atom Internasional pada tahun 2016.
Saat ini, China memiliki 47 reaktor yang beroperasi, yang mampu menghasilkan 45,5 gigawatt, dengan 15 unit yang akan meningkatkan kapasitas tersebut sebesar 13,8 GW dalam pengembangan, menurut Laporan Status Industri Nuklir Dunia 2020 (World Nuclear Industry Status Report 2020).
Meski demikian, tenaga nuklir masih hanya mencapai 4,9 persen dari semua listrik yang dihasilkan di China, dan batu bara masih menjadi sumber tenaga utama.
Cina memperoleh sejumlah besar teknologi AP 1000 dari Westinghouse, yang menggunakan reaktor air bertekanan dan menyediakan dasar untuk CAP 1400.
Sekretaris Jenderal Dewan Promosi Tenaga Listrik China cabang tenaga nuklir Wang Yingsu mengatakan bahwa kontrak menyebutkan pihaknya menjual versi teknologi AP 1000 dari Westinghouse ke luar negeri sampai mampu menghasilkan lebih dari 1.350 megawatt.
Menurut Wang, reaktor CAP 1400 sekarang dapat menghasilkan listrik sekitar 1.500MW.
“Di bawah atmosfer geopolitik saat ini, China perlu mempromosikan teknologi yang dirancang di dalam negeri,” lanjutnya.
Sementara itu, Dekan Institut Kebijakan Energi China di Universitas Xiamen Lin Boqiang mengatakan pengumuman itu akan membantu produsen China untuk memasarkan teknologi mereka.
Ini juga mengikuti janji Presiden Xi untuk mulai mengurangi emisi karbon pada tahun 2030 dan agar negara tersebut menjadi netral karbon pada tahun 2060.
Pengamat mengatakan pengumuman tersebut akan menyebabkan ledakan untuk industri tenaga nuklir. Atas hal itu, Wang menggambarkannya sebagai “peluang bagus” untuk industri tersebut.
Namun Wang juga mengatakan China masih harus berhati-hati dalam mengembangkan sektor tersebut dan keselamatan menjadi perhatian utama.
Lin mengatakan mengembangkan sektor nuklir akan menjadi kunci untuk memenuhi janji netral karbon 2060.
“Tenaga nuklir tidak akan sepenuhnya menggantikan batu bara tetapi dapat digunakan sebagai sumber listrik beban dasar untuk secara bertahap menghapus batu bara,” kata Lin.