Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kualitas Buruk, Beras BPNT di Gresik Disebut Seperti Makanan Bebek

Kualitas Buruk, Beras BPNT di Gresik Disebut Seperti Makanan Bebek



Berita Baru, Gresik – Penyaluran Bantuan sosial (Bansos) berupa Bantuan Pangan Non Tunai atau lebih dikenal dengan sebutan BPNT di Kabupaten Gresik kembali menuai sorotan. Kali ini, salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Cerme tepatnya di Desa Morowudi mendapati kualitas beras Bansos BPNT yang diterimanya buruk alias tidak layak konsumsi.

Belakangan, temuan buruknya kualitas beras bantuan bagi masyarakat miskin dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos RI) itu viral diunggah oleh netizen di media sosial (Medsos) pada 7 Januari lalu. Postingan tersebut dibagikan dalam Facebook Grup oleh akun bernama Mas Memet, hingga mengundang berbagai komentar di jagad maya. 

Dalam cuitannya, akun Mas Memet menyampaikan curhatannya dengan menulis kualitas beras BPNT menjadi makanan ayam dan bebek. Dirinya kesal dengan kualitas bantuan BPNT yang tidak layak konsumsi, bahkan disebut seperti makanan ayam dan bebek.

“Suplier NAKAL !!! memberikan barang tidak layak kpd KPM dan jumlah harga tidak sampai 200rb,” tulis akun Memet.

“Jangan sampai niat baik menjadi kotor. Ibarat warga sejatinya mendapatkan beras yang layak untuk dikonsumsi tapi realita mendapatkan beras pakan bebek karena ulah segelintir orang gila harta,” tulisnya menambahkan.

Tidak berhenti disitu, Mas Memet kemudian menuliskan, warga Gresik diam dan menerima bantuan dengan lega, karena dijanjikan kualitasnya akan diperbaiki kedepannya.

“Tapi kalo warga gresik mendapatkan masalah seperti itu, mungkin dengan dijanjikan kalau kedepan akan diperbaiki dengan memberikan barang/beras yang baik, dan itu mungkin sudah lega dan menerima,” lanjutnya.

Berdasarkan penelusuran dari sumber terpercaya, akun Mas Memet diketahui adalah akun pribadi milik Khafidl, salah seorang aktifis lembaga pemantau penyelenggara pemerintahan (LP3 NKRI).

Saat dikonfirmasi awak media pada Senin (17/1), Khafidl mengiyakan telah memposting foto dan narasi dugaan penyelewengan bantuan BPNT di Kecamatan Cerme. Menurutnya, bantuan BPNT yang disalurkan di Desa Morowudi Cerme tidak layak konsumsi.

“Kami menemukan bukti barang yang disalurkan ke KPM BPNT tidak layak konsumsi, ini sangat disayangkan karena kalau tetap dikonsumsi KPM, maka kwalitas kesehatan KPM malah dikhawatirkan menurun,” terang Khafidl, Senin (17/1).

Bahkan dalam temuannya, Mas Memet mendapatkan bukti sisa penggunaan dari KPM. Informasi yang didapat pihaknya, Bansos BPNT yang disalurkan di desa Morowudi pada tanggal 16 Desember berupa, Kacang hijau (1/4Kg), apel (1/2Kg), telur 10 biji, kentang (1/2Kg) dan Beras (15Kg).

Sayangnya, beras yang dibagikan ternyata berbau dan cepat basi saat dia masak. “Berasnya memang ada yang berwarna putih dan kuning, namun saat dimasak baunya tetap apek dan cepat basi,” jelas Khafidl.

Hasil temuan lain di lapangan yang diperoleh pihaknya, beras yang dibagikan dijual lagi oleh KPM untuk ditukar dengan beras yang layak.

”Informasinya beras yang ditukar itu dihargai 7000 per kilo” terang Mas Memet.

Mengenai hal itu, Kepala Dinas Sosial Gresik Ummi Khoiroh saat dihubungi melalui pesan Whatsaap pada Senin (17/2), mengaku belum mendapatkan informasi terkait penyelewengan tersebut.

“terimakasih infonya, akan segera kami tindaklanjuti,” jawabnya singkat.

Sebagai catatan, berdasarkan regulasi dan Pedoman Umum (Pedum), Bansos BPNT disalurkan oleh agen e-Warong. Dimana agen e-Warong tersebut telah dipasok oleh supplier dengan sejumlah komoditas yang dibutuhkan oleh KPM.