KSP Moeldoko di Usir Massa Aksi Kamisan Semarang
Berita Baru, Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko diusir saat menemui Aksi Kamisan di Semarang, Jawa Tengah, tepatnya di depan Hotel PO Kota, Kamis (18/11) kemarin.
Peristiwa tersebut terjadi saat Moeldoko mendapatkan laporan dari Wali Kota Semarang Hendar Prihadi bahwa sedang ada aksi yang menyuarakan persoalan hak asasi manusia (HAM).
Sehingga dia putuskan untuk menenui para peserta aksi dengan didampingi oleh Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dan Wali Kota Semarang Hendar Prihadi.
Saat hendak menemui massa aksi Kamisan, kedatangan Moeldoko yang didampingi Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan, membuat peserta aksi tidak senang.
Mereka berteriak-teriak dan mengusir, padahal Moeldoko hendak berbicara dan telah memegang mikrofon. “Sudah pulang saja, kita bukan temanmu, kita tidak butuh omonganmu. Pulang saja,” teriak salah satu peserta aksi, Kamis (18/11).
Mendengar sumpah serapah peserta aksi, Moeldoko bersama rombongan akhirnya mengurungkan niatnya untuk berbicara di depan mereka. Namun, Moeldoko menegaskan, negara tidak pernah mengabaikan masalah HAM yang terjadi di Indonesia.
“Saya mendampingi beliau (presiden) pada acara Kamisan yang selalu ada di depan Istana. Dipanggil, diajak berbicara, penekanan pada Jaksa Agung pada persoalan masa lalu, segera diberesin,” ucap Moeldoko.
“Tapi juga kita harus fair ada hal-hal yang memang tidak mudah untuk diselesaikan persoalan HAM masa lalu. Tetapi kita pemerintah beri penekanan yang fair, kebijakan pembangunan nasional harus mengedepankan HAM dan lingkungan hidup,” imbuhnya.
Pihaknya pun menghormati setiap aspirasi yang keluar dari mulut setiap warga negara, termasuk peserta aksi Kamisan.
“Aksi Kamisan ini kan bagian dari kebebasan berpendapat, yang juga bagian dari HAM. Kita hormati, kita datangi, dengarkan aspirasinya. Ini bukti Negara Pemerintah hadir,” jelas dia.
Sementara, Korlap aksi Kamisan, Azis Rahmad, menegaskan pihaknya sengaja tidak memberikan ruang bicara untuk Moeldoko lantaran dinilai akan menjadi sia-sia.
“Pak Moeldoko memang hadir untuk melihat pameran permasalahan HAM kita. Tapi kita tidak memberi ruang dia berbicara, karena dia berbicara tanpa ada realisasi. Tanpa negara mau mengakomodir menuntaskan pelanggaran HAM, sama saja hanya bualan belaka,” tegas Azis.
Usai didatangi Moeldoko dan rombongan pejabat lainnya, massa aksi Kamisan masih tetap melanjutkan kegiatannya. Berlindung dibalik payung bewarna hitam, mereka terus melakukan orasi di tengah terik matahari sambil menyuarakan tuntutan mereka soal penegakan HAM.