Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

KSAL Yudo Margono: TNI Harus Menyatu dengan Rakyat
(Foto: Antara)

KSAL Yudo Margono: TNI Harus Menyatu dengan Rakyat



Berita Baru, Jakarta – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono menegaskan bahwa dirinya akan mengerahkan segala upaya agar tidak ada lagi prajurit TNI yang bersikap arogan dan menyakiti rakyat.

“TNI harus selalu menyatu dan hadir di tengah rakyat sebagai problem solver dan harus bersikap humanis,” kata Yudo uji kepatutan dan kelayakan calon Panglima TNI, Jumat (2/12/2022).

“Apabila nantinya saya dipercaya menjadi Panglima TNI, saya akan mengerahkan segala dan upaya agar tidak ada lagi oknum-oknum TNI yang melakukan hal tidak terpuji serta bersikap arogan yang dapat merugikan dan menyakiti hati rakyat,” imbuhnya.

Eks Pangkogabwilhan I itu mengatakan sebagai tentara rakyat, prajurit TNI harus memiliki karakter tegas namun humanis, disegani tapi bukan ditakuti. Ia juga menekankan prajurit TNI harus bersikap sederhana dan membantu negara dalam mengatasi kesulitan rakyat.

Yudo menekankan pentingnya sinergitas dalam menghadapi disrupsi global yang sangat dinamis. Sinergitas itu dibagi dalam tiga perisai.

Pertama, keterpaduan komponen utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung dalam perisai pertahanan negara. Kedua, sinergitas TNI dan polri dalam perisai kamtibmas.

Saat memaparkan ini, Yudo sempat melempar candaan.

“Mohon izin ibu, bapak ini ada foto sinergitas TNI-Polri, saya kira tidak perlu diragukan lagi pak karena sejak tahun ’91 kami sudah bersinergi,” kata Yudo yang disambut tepuk tangan dan gelak tawa anggota DPR yang hadir.

“Jadi sinergitas TNI-Polri itu baru didengungkan waktu itu tahun 2015 kalau gak salah, tapi waktu itu saya sudah menyampaikan sudah men-declare bahwa saya sudah solid. ‘Loh kenapa pak Yudo kok solid?’. Lha ini istri saya saja Polri pak,” kata Yudo.

Selama pendalaman yang digelar tertutup, Yudo mengaku ditanya terkait sejumlah isu strategis di TNI, mulai dari isu internasional, baik di Aceh dan Papua, Laut China Selatan, alutsista, hingga kesejahteraan prajurit.

“Itu semuanya menjadi perhatian saya untuk referensi ke depan dan tentunya tidak bisa diputuskan pada hari ini. Nanti kita evaluasi bersama, yang belum bagus nantinya kita akan evaluasi bersama dengan kepala staf angkatan dan untuk menuju ke depan yang lebih baik,” kata Yudo.

Khusus untuk Papua, ia mengatakan tak akan menggunakan cara yang sama dalam menangani konflik keamanan di Bumi Cendrawasih itu.

Menurut Yudo, sejumlah daerah di Papua saat ini memiliki kondisi berbeda. Meski sejumlah wilayah kini dinyatakan telah kondusif, beberapa daerah lain dinilai masih rawan.

“Di sana kan ada daerah yang sudah relatif kondusif, kemudian masih ada juga daerah yang kerawanannya tinggi,” kata Yudo.

“Tidak semuanya dengan operasi yang sama,” tambahnya.

Ia mengatakan TNI akan tetap menggunakan pendekatan yang humanis. Pihaknya akan terus memantau situasi dan perkembangan yang terjadi di sana.

“Pasti. Tadi saya sampaikan kan bahwa hukum TNI tegas, tapi tetap harus humanis,” katanya.