Kritisi Pemerintah, Nomor WhatsApp Ketum PB PMII Tiga Kali Diretas
Berita Baru, Jakarta – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memiliki sejarah yang cukup panjang dalam mengawal kebijakan pemerintah. Hingga di bawah kepemimpinan Muhammad Abdullah Syukri, PMII tetap kritis menyikapi beberapa keputusan yang tidak berpihak kepada rakyat.
Namun demikian, sikap kritis PMII sebagai organisasi gerakan tidak lantas luput dari tekanan dan teror. Ketum PB PMII yang akrab disapa Abe itu menyebut, selama memimpin PMII sudah tiga kali nomor WhatsApp dirinya diretas orang tidak bertanggung jawab.
“Ada pengalaman ganjil yang saya alami selama memimpin gerakan di PMII. Tiga kali whatsapp saya diretas,” tulus Abe dalam akun Instagram pribadinya, Sabtu (10/9).
Abe menjelaskan, peretasan nomor WhatsApp miliknya pertama kali terjadi di awal April ketika isu penolakan penambahan masa jabatan Presiden.
“7 hari akun WhatsApp saya baru kembali. Saat itu, kader PMII sangat masif melakukan aksi turun jalan di daerah-daerah. Hingga puncaknya saya menyampaikan langsung sikap penolakan tersebut di hadapan Wakil Presiden pada Puncak Harlah PMII,” terangnya.
Peristiwa kedua di akhir Agustus, pasca PB PMII mengeluarkan statement bawa PMII se-Indonesia akan turun jalan jika harga BBM dinaikkan. Statement ini lantas mendapatkan respons yang sangat riuh dari seluruh kader PMII se-Nasional.
“Selama 4 hari saya kehilangan kendali atas akun WhatsApp saya,” tuturnya.
Sementara peretasan ketiga, terjadi di awal September, tepat setelah PB PMII melakukan Aksi Nasional Tolak Kenaikan Harga BBM bersama 3000 kader di Istana Negara.
Bahkan, sebut Abe, hingga hari ini jutaan kader PMII se-Indonesia masih bergerak tanpa lelah, membela kepentingan Rakyat.
“WhatsApp saya kembali diretas selama satu hari satu malam,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bentuk peretasannya. Abe mengaku akun WhatsApp-nya tiba-tiba ter-logout sendiri dan terdapat keterangan akun WhatsApp dialihkan ke perangkat lain.
“Padahal akun saya sudah saya lindungi dengan pengaturan verifikasi dua langkah. Pada kasus pertama, bahkan handphone saya tidak dapat menerima telepon maupun sms melalui jaringan normal,” katanya.
“Saat ini, suara dalam telepon saya menggema/memantul jika digunakan telepon baik via WhatsApp maupun normal, menurut teman saya itu salah satu ciri-ciri telepon saya disadap,” sambung Abe.
Menurutnya, peristiwa peretasan yang dialami sangat berbahaya. Karen privasi dirinya dengan keluarga, rekanan dan organisasi sangat terganggu. Selain itu, nomornya juga riskan disalahgunakan guna menghubungi sejumlah pihak untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab.
“Apakah ada saran dari sahabat-sahabat sekalian untuk saya? Sebab situasi ini cukup membingungkan, sebagaimana masyarakat biasa, nomor handphone saya juga terhubung ke berbagai akun media sosial, platform digital, bahkan internet banking dan layanan lainnya. Sungguh tidak nyaman,” pungkas Abe.
Tidak hanya milik Abe, WhatsApp pengurus PB PMII lainnya pun juga tidak luput dari peretasan. Salah satunya adalah milik Ketua Bidang Hubungan Internasional PB PMII, Yanju Sahara.