Kritik Pembantaian Tiananmen, China Minta AS Urus Masalah HAM Sendiri
Berita Baru, Internasional – Setelah kritik yang dilontarkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken terkait tragedi pembantaian Tiananmen 1989, China meminta AS untuk bercermin soal masalah HAM nya sendiri.
Beijing mendesak Washington mengurusi “masalah hak asasi manusia yang terjadi di dalam negerinya sendiri” daripada sibuk mengkritik China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan AS perlu bertanggung jawab juga atas berbagai pelanggaran HAM terhadap kelompok minoritas hingga kaum imigran di Negeri Paman Sam.
“Mengingat kesalahannya yang tak terbantahkan tentang HAM, apa yang membuat AS memiliki hak untuk menceramahi orang lain?” ujar Wang dalam jumpa pers di Beijing pada Jumat (4/6).
Wang menyampaikan pernyataan ini sebagai respons atas kritik Blinken yang menyatakan bahwa Gedung Putih berdiri bersama warga China dalam memperjuangkan hak asasi manusia.
Menyambut peringatan Tiananmen, Blinken menuturkan AS akan “menghormati para korban yang terbunuh pada insiden 32 tahun lalu dan para aktivis yang terus berusaha menghadapi sikap represif pemerintah.”
“Amerika Serikat akan terus mendukung rakyat China karena mereka menuntut agar pemerintah mereka menghormati hak asasi manusia universal,” kata Blinken.
Dikutip AFP, Blinken juga menyerukan “transparansi” China terkait tragedi Tiananmen.
Demonstrasi pro-demokrasi berdarah atau yang lebih dikenal dengan tragedi pembantaian Tiananmen Square itu diperingati setiap 4 Juni.
Pada 1989, tentara China lengkap dengan senjata dan tank dilaporkan menembaki kerumunan di demonstrasi pro-demokrasi yang digagas kelompok mahasiswa di Lapangan Tiananmen.
Hingga kini, catatan jumlah korban tewas dalam tragedi tersebut bervariasi, mulai dari beberapa ratus hingga ribu orang.
Setiap tahun, pemerintah China berupaya mencegah peringatan tragedi Tiananmen, seperti menahan para aktivis hingga menghentikan layanan streaming langsung terkait peringatan insiden tersebut, dengan alasan “teknis”.
Pengguna media sosial China, seperti WeChat dan Weibo, dilarang mengunggah emoji lilin pada Jumat (4/6). Pemerintah China juga memblokir pencarian 64 atau inisial peristiwa Tiananmen di Weibo.
Sementara itu, peringatan tragedi Tiananmen masih kerap digelar di Hong Kong sejak tiga dekade terakhir. Para demonstran menyalakan ratusan lilin di pusat kota Hong Kong.
Namun, tahun ini, otoritas China dan Hong Kong berupaya menghentikan segala bentuk peringatan tragedi tersebut, salah satunya menangkap seorang aktivis pro-demokrasi di wilayah semi otonom tersebut.