Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kremlin: Hubungan Rusia-AS Hampir Berada di Titik Terendah
Kremlin: Hubungan Rusia-AS Hampir Berada di Titik Terendahnya ( Foto : Sputnik)

Kremlin: Hubungan Rusia-AS Hampir Berada di Titik Terendah



Berita Baru, Internasional – Jubir Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa hubungan antara Rusia dan AS telah memburuk ‘hampir’ di titik terendah mereka dalam sejarah dan situasi keseluruhan ‘mengerikan’, menurut Sputnik.

“Situasinya mengerikan berkaitan dengan hubungan bilateral dan, mungkin, dalam hal tanggung jawab kedua negara kita untuk urusan multilateral, pertama dan terutama atas kontrol senjata dan stabilitas global,” uja Peskov, Minggu (12/7).

Apa yang disampaikan Peskov ada benarnya mengingat kini hanya ada satu perjanjian yang membatasi kedua negara yang berakhir Februari 2021, yaitu kontrol senjata global New Start. Kedua negara mengaku ingin mempertahankan dan melanjutkan perjanjanjian itu.

New START ditandatangani antara AS dan Rusia pada 2010 yang menetapkan pengurangan jumlah rudal nuklir dan juga membatasi jumlah hulu ledak nuklir kedua negara.

Namun, AS ingin China ikut ambil bagian dalam perjanjian itu menjadi perjanjian trilateral. Tapi China berulang kali mengatakan tidak mau ikut campur urusan kontrol senjata.

Perbincangan New Start pada tanggal 22 Juni kemarin di Wina dianggap hanya menciptakan sedikit kemajuan. Bahkan beberapa pengamat mengatakan perbincangan itu gagal karena delegasi AS dengan tegas menegaskan bahwa China harus menjadi bagian dari perundingan.

China yang diundang memang tidak hadir dalam perbincangan itu. Beberapa pengamat menilai alasan itu hanya merupakan dalih bagi AS untuk bisa membatasi kekuatan militer China.

Pada gilirannya, Presiden Rusia Vladimir Putin secara terpisah mengomentari keadaan hubungan AS-Rusia, di mana hubungan itu sangat dipengaruhi oleh proses politik domestik di AS.

Selain itu, proses politik domestik AS juga akan mempengaruhi seluruh dunia. Karena, menurut Presiden Putin, AS tetap menjadi ekonomi terbesar dan negara terbesar dalam hal kekuatan militer dan nuklir.

Mengutip Sputnik, Presiden Putin juga ikut menyoroti sikap dan langkah kebijakan AS baru-baru ini terkait dengan sanksi ekonomi, pengenaan tarif, dan sanksi-sanksi lain di beberapa negara.

Menurut Presiden Putin, langkah-langkah seperti itu akan terus berlanjut pada negara-negara lain yang ‘menganggap negara mereka sebagai pemimpin global’ dan ingin ‘menggusur’ posisi AS sebagai negara adidaya-adikuasa.