Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

KPM PKH Penyandang Disabilitas, Pilih Keluar dari Bansos PKH

KPM PKH Penyandang Disabilitas, Pilih Keluar dari Bansos PKH



Berita Baru, Gresik – Adi (56) peserta penerima Bantuan Sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) asal Dusun Jenggolok Desa Gedangkulut Kecamatan Cerme penyandang disabilitas, memilih keluar dari Bantuan Sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) yang selama ini dia terima.

Lelaki yang sejak kecil mengalami gagal tumbuh fisik atau disebut dengan sindrom phocomelia dan amelia. Phocomelia adalah kelainan kongenital yang melibatkan malformasi anggota badan. Sementara amelia yaitu cacat lahir, di mana bayi terlahir dengan kehilangan satu atau lebih anggota badan. Sehingga Adi mengalami cacat fisik pada tangan kiri dan kedua kakinya.

Bapak dua putri ini tetap berpegang pada prinsip hidup bahwa setiap yang bernyawa memiliki rizqi untuk hidup maka Adi tidak berputus asa dengan keadaannya.

Adi dan Sani istrinya, berusaha saling bahu membahu dan mendukung satu sama lain dalam membangun rumah tangga. Suami istri tersebut memiliki usaha kecil-kecilan perancangan dan warung kopi di rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari telah dirasa cukup olehnya. Kopi buatan Adi sangat digemari di Jenggolok dalam seminggu bisa menghabiskan enam kilogram, kadang ada yang pesan bubuk kopi buatan Adi ini. sehingga Adi dan Sani berteguh hati memilih keluar dari PKH.

“Alhamdulillah anak saya sudah ‘mentas’ (lulus), sekarang ikut suami di Jakarta, jadi bisa bantu-bantu keuangan keluaga, saya juga ada usaha perancangan dan warung kopi kecil, niku pun cekap kale kulo (itu sudah cukup bagi saya), jadi saya pilih keluar dari PKH,” ujar Adi.

Pasangan keluarga yang memiliki dua orang putri tersebut menjadi peserta PKH sejak tahun 2013 dengan komponen pendidikan anak sekolah SMA. Evi putri pertamanya adalah penerima Beasiswa Bidik Misi pada Universitas Arilangga dengan jurusan Biologi, kini anaknya berkerja di Jakarta dengan suaminya.

Sani istri adi pun kini juga telah mendaftarkan diri untuk Ibadah Haji, dia merasa heran dan juga bahagia Allah SWT memudahkan seluruh urusan hidupnya didunia.

Selanjutnya. Adi berharap kisah hidup dan keluarnya dari kepesertaan PKH menjadi inspirasi bagi peserta PKH lainnya yang masih sehat, kuat dan mampu secara fisik untuk terus berjuang dan berusaha memandirikan diri sehingga tidak bergantung lagi dari bantuan Pemerintah apapun.

Sementara itu, menurut pendamping PKH Kecamatan Cerme, Fitri Dwi Rizanti, dirinya juga takjub saat Adi dan Sani ingin keluar dari PKH.

“Bagi saya dan pemerintah Desa melihat keadaan Pak Adi, masih layak untuk mendapat PKH, tapi saya terharu dan salut terhadap keputusan Pak Adi, semoga dengan keluarnya Pak Adi menjadi pelajaran berharga bagi KPM PKH lainnya di Dusun Jenggolok Desa Gedangkulut Kecamatan Cerme, bahwa yang memiliki keterbatasan fisik saja mampu keluar dari PKH,” paparnya kepada pewarta Beritabaru.co. Rabu (18/2)

Sebagai catatan, PKH Gresik sangat berharap adanya dukungan dari stakeholder, sehingga bisa memunculkan Graduasi baik Mandiri Usaha atapun mampu tanpa menggunakan metode Graduasi melalui ‘Stikerisasi’ yang tidak ramah secara psikologis masyarakat penerima Bansos PKH.