Kotak Kosong Menang di Pilkada Pangkalpinang, Relawan Deklarasi dan Botak Massal
Berita Baru, Jakarta – Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang menghasilkan kemenangan kolom kosong atau kotak kosong, mengalahkan pasangan petahana Maulan Aklil (Molen) dan Masagus M Hakim yang diusung PDI Perjuangan. Kemenangan ini disebut para relawan sebagai bentuk perlawanan terhadap politikus dan partai politik.
Humas Rumah Aspirasi Kotak Kosong Pangkalpinang, Sukma Wijaya, mengungkapkan bahwa kotak kosong unggul hampir di semua tempat pemungutan suara (TPS). Dari 307 TPS yang dipantau, kolom kosong meraih lebih dari 57 persen suara.
“Pantauan kami, 90 persen lebih kotak kosong menang di hampir semua TPS. Sementara paslon tunggal hanya unggul di beberapa titik dengan selisih tipis,” kata Sukma, Kamis (28/11/2024). Ia menjelaskan, suara kotak kosong mencapai 57,55 persen, sedangkan pasangan calon tunggal hanya memperoleh 41 persen. Selisih suara antara keduanya hampir mencapai 13 ribu suara.
Sebagai contoh, Sukma menyebutkan salah satu TPS di Gabek, Pangkalpinang. “Di TPS 06 Gabek 1, kotak kosong meraih 192 suara, sementara paslon tunggal hanya mendapatkan 70 suara,” tambahnya.
Setelah penghitungan suara, para relawan kotak kosong mendeklarasikan kemenangan mereka dengan melakukan sujud syukur dan aksi botak massal sebagai bentuk nazar.
“Kami menggelar deklarasi kemenangan dan sujud syukur bersama sebagai tanda syukur atas hasil Pilkada ini. Pagi harinya, kami melakukan aksi botak massal karena itu adalah nazar kami jika kotak kosong menang,” ujar Sukma.
Relawan kotak kosong memaknai kemenangan ini sebagai simbol perlawanan masyarakat terhadap kesewenang-wenangan politikus dan partai politik. Mereka menganggap kemenangan kolom kosong sebagai representasi kedaulatan rakyat atas dominasi oligarki dan arogansi politik.
“Kemenangan ini kami artikan bahwa kedaulatan rakyat lebih tinggi dari oligarki dan arogansi partai politik. Selama kampanye, paslon tunggal sering melukai harkat dan martabat warga Pangkalpinang. Ini adalah bentuk perlawanan kami terhadap keserakahan,” tegas Sukma.
Kemenangan kotak kosong di Pangkalpinang mencerminkan sikap tegas masyarakat terhadap demokrasi yang dianggap telah tercederai, sekaligus menjadi momentum refleksi bagi semua pihak untuk mengutamakan kepentingan rakyat.