Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Korea Utara Lock-Down

Korea Utara Mulai Longgarkan Lock-Down



Berita Baru, Internasional – Korea Utara dilaporkan telah membuka kembali sekolah-sekolah dan memulai kembali perdagangan lintas batas dengan China. Hal ini menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam upayanya untuk mengalahkan virus corona.

Universitas dan siswa tahun terakhir sekolah menengah telah kembali belajar secara normal sejak bulan April lalu. Akan tetapi sekolah lain, termasuk taman kanak-kanak, pusat penitipan anak dan panti jompo baru akan dibuka kembali pada awal bulan Juni.

“Termometer dan pembersih tangan telah dipasang di gerbang utama sekolah, ruang kelas, dan kantor, sementara para guru dan pembina memperhatikan pelaksanaan peraturan kebersihan secara menyeluruh dan orang tua disarankan untuk mendidik anak-anak mereka”. Kata Komite Penyiaran Pusat Korea, dikutip dari laporan reporter Washington Post, Simon Denyer dan Min Joo Kim.

Mengingat bahayanya ancaman virus corona, Korea Utara merupakan salah satu negara yang melakukan penutupan paling awal dan paling ketat di dunia. Negara itu menutup perbatasannya dengan China pada Januari dan melarang orang asing keluar rumah, dan membatasi perjalanan domestik.

Karena itulah, Inggris dan Jerman terpaksa menutup kedutaan mereka di Pyongyang sebagai akibat dari pembatasan dan ketidakmampuan mereka untuk memutar staf masuk dan keluar dari negara itu.

Pemerintah Korea Utara mengklaim negara itu tetap bebas dari covid-19, tetapi sebagian besar pakar menganggap itu meragukan. Layanan berita independen telah melaporkan karantina yang meluas dan kematian yang diduga disebabkan oleh virus.

Kim Heung-kwang, seorang tokoh oposisi Korea Utara yang menjalankan kelompok penelitian di Seoul menilai kebijakan pelonggaran lock-down tersebut beresiko terhadap kehidupan masyarakat di sana. Menurutnya, Korea Utara tidak memiliki sumberdaya kesehatan yang memadai, dan tes yang dilakukan juga masih terlalu sedikit.

“Korea Utara tidak memiliki sumber daya medis yang cukup untuk memastikan virus telah dihilangkan, terutama karena kapasitas pengujian yang terbatas. Orang-orang Korea Utara akan terus hidup dengan risiko infeksi coronavirus di masa mendatang”. Terang Kim