Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Korban Penculikan Siswa di Nigeria Telah Dibebaskan
(Foto: The Guardian)

Korban Penculikan Siswa di Nigeria Telah Dibebaskan



Berita Baru, Internasional – Puluhan anak sekolah, guru, dan kerabat korban penculikan kelompok bersenjata Nigeria 10 hari yang lalu telah dibebaskan.

Pembebasan itu, seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (27/2), terjadi sehari setelah penculikan 317 siswi pada Jumat (26/2), di Zamfara, barat laut Nigeria. Akibatnya, beberapa sekolah di Nigeria utara ditutup karena kekhawatiran yang meluas disebabkan oleh penculikan yang kian merajalela di negar itu.

Bandit, atau penculikan untuk meminta tebusan itu semakin marak di Nigeria utara dan tengah dalam beberapa tahun terakhir, dengan penculikan massal endemik, dan sekolah semakin menjadi sasaran.

Pekan lalu, 27 siswa, tiga staf dan 12 anggota keluarga mereka diculik oleh pria bersenjata lengkap berseragam militer. Para penyerang menyerbu Government Science College (GSC) yang semuanya laki-laki di Kota Kagara, negara bagian Niger, menewaskan setidaknya satu siswa.

“Para siswa yang diculik, staf dan kerabat dari Government Science College Kagara telah mendapatkan kembali kebebasan mereka dan telah diterima oleh pemerintah negara bagian Niger,” kata Abubakar Sani Bello, gubernur negara bagian Niger, dalam sebuah tweet.

Pemerintah tidak memberikan perincian tentang bagaimana anak-anak tersebut dibebaskan, namun uang tebusan biasa dibayarkan untuk membebaskan para korban penculikan.

Korban penculikan telah berkumpul kembali dengan keluarga dan kerabat mereka. Sementara di Zamfara, ratusan keluarga masih berduka dengan penculikan terbaru yang menargetkan anak-anak mereka di sekolah.

Pada hari Jumat, presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, dihujani kritik berkepanjangan atas krisis keamanan di Nigeria utara, mengutuk penculikan tersebut.

“Tujuan utama kami adalah membuat semua sandera sekolah aman, hidup dan tidak terluka,” kata Buhari. “Pemerintah negara bagian harus meninjau kembali kebijakan mereka dalam memberi penghargaan kepada bandit dengan uang dan kendaraan.

“Pemerintah negara bagian dan lokal juga harus memainkan peran mereka dengan bersikap proaktif dalam meningkatkan keamanan di dalam dan sekitar sekolah,” tambahnya, mengkritik pejabat pemerintah daerah.

Serangan baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya kekerasan oleh bandit dan afiliasi dengan kelompok jihadis yang masih melancarkan pemberontakan 11 tahun di timur laut Nigeria.

Beberapa kelompok bandit bersenjata berat telah melancarkan serangan perampokan dari surga hutan yang membentang di barat laut Nigeria ke negara tetangga Niger, meneror komunitas pedesaan yang rentan yang tidak berdaya karena kurangnya keamanan.

Pembunuhan, kekerasan seksual, dan penculikan massal untuk mendapatkan uang tebusan meningkat tajam, termasuk di sekolah. Serangan tersebut telah meningkatkan ketakutan akan keamanan siswa, dan tingkat partisipasi sekolah yang rendah di wilayah tersebut memicu penculikan yang masif. Menurut laporan lokal, di Zamfara, hanya ada satu penjaga keamanan di sekolah saat sekelompok bersenjata menyerang pada hari Jumat.

Meningkatnya penculikan di Nigeria dipicu oleh uang tebusan dari pemerintah dengan jumlah yang cukup besar sebagai imbalan, kata para pejabat kepada Reuters. Namun demikian, pemerintah Nigeria menyangkal pernyataan tersebut.

Meskipun beberapa serangan udara dan operasi militer telah diluncurkan, kelompok bandit terus menyerang tanpa henti. Ratusan orang terbunuh selama setahun terakhir. Di beberapa daerah, para militan berkeliaran dengan bebas dan diketahui oleh penduduk dan pejabat setempat.

Kebanyakan penyerang adalah etnis Fulani, sebagian berkembang dari konflik tanah antara sebagian besar penggembala Fulani dan petani dari berbagai etnis di Nigeria.

Kelompok lain terdiri dari berbagai etnis. Tantangan oknum kriminal yang menyerang kawasan hutan dalam beberapa tahun terakhir ini meledak menjadi krisis keamanan yang dahsyat.

Pada bulan Desember, para bandit menculik 344 anak sekolah dari kota Kankara di barat laut negara bagian Katsina. Mereka dibebaskan setelah enam hari tetapi pemerintah membantah bahwa uang tebusan telah dibayarkan.

Orang-orang bersenjata itu terkait dengan Boko Haram, meningkatkan ketakutan akan hubungan yang terbentuk di antara kelompok-kelompok bersenjata tersebut.