KOPRI PC PMII Banyuwangi Berkomitmen Sebagai Pilar Kemajuan Desa
Beritabaru Jateng, Banyuwangi – Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri PMII) Banyuwangi terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran perempuan di tingkat akar rumput. Pada Jumat, 7 Februari 2025, organisasi ini menggelar Sekolah Kader Kopri di Yayasan Bumi Sroyo, Songgon, Banyuwangi. Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda wajib kaderisasi yang bertujuan membentuk perempuan yang tangguh, berdaya, dan memiliki kapasitas kepemimpinan dalam membangun desa. Acara ini juga turut hadir Abdul Ghoni (Demisioner Ketua PKC PMII Jatim), Asrilla Diska Rimunda (Anggota DPRD Fraksi Gerindra Banyuwangi)
Fani Paulina sebagai Ketua Kopri PMII Banyuwangi menegaskan bahwa stigma yang masih melekat pada perempuan, terutama di lingkungan pedesaan, harus mulai dihilangkan. Menurutnya, perempuan tidak hanya berperan dalam ranah domestik, tetapi juga memiliki andil besar dalam sektor sosial, ekonomi, dan politik.
“Perempuan desa sering kali dianggap hanya sebagai pendukung dalam kehidupan sosial. Padahal, mereka memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan desa. Melalui Sekolah Kader ini, kami ingin memberikan bekal agar perempuan tidak hanya menjadi penonton dalam pembangunan, tetapi juga penggerak utama,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, berbagai materi diberikan untuk memperluas wawasan kader Kopri PMII terkait kepemimpinan perempuan di era Revolusi Industri 5.0. Salah satu pembicara menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi digital bagi perempuan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengelola sumber daya lokal di desa.
“Di era Society 5.0, perempuan memiliki peluang besar untuk memanfaatkan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pemasaran produk lokal hingga membangun komunitas berbasis digital. Perubahan ini harus direspons dengan kesiapan mental dan keterampilan yang memadai,” ujar Abdul Ghoni.
Selain itu, peserta juga diberikan pemahaman tentang bagaimana nilai-nilai keaswajaan dapat diimplementasikan dalam peran perempuan di masyarakat. Dengan mengedepankan nilai moderasi Islam, Kopri PMII Banyuwangi menekankan bahwa perempuan harus tetap berpegang teguh pada tradisi tanpa tertinggal oleh perkembangan zaman.
Dalam sesi lainnya, diskusi juga menyoroti bagaimana perempuan dapat menjadi pilar ketahanan pangan di desa dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Asrilla Diska Rimunda menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menjaga keberlanjutan ekonomi keluarga dan desa melalui pertanian berbasis komunitas dan inovasi dalam pengolahan hasil bumi.
“Kita perlu mengajak perempuan untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan hasil pertanian lokal agar memiliki nilai tambah di pasar. Jika perempuan diberi akses dan keterampilan yang memadai, mereka bisa menjadi penggerak utama dalam mewujudkan desa yang mandiri dan berdaya,” paparnya.
Acara ini juga menjadi momentum bagi kader Kopri PMII Banyuwangi untuk membangun jejaring dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan sinergi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat, diharapkan kader perempuan PMII dapat mengimplementasikan ilmu yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Di akhir acara, Fani Paulina beserta para peserta menyampaikan komitmen mereka untuk terus berkontribusi dalam pengembangan desa dan memberdayakan perempuan di lingkungan masing-masing. Dengan adanya Sekolah Kader Kopri PMII ini, perempuan tidak hanya menjadi bagian dari perubahan, tetapi juga pemimpin yang membawa desa menuju kemajuan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.