Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Disfungsi Ereksi
Diet yang buruk seperti lemak jahat ternyata berpotensi memunculkan disfungsi ereksi, Sumber : Dailymail.co.uk

Konsumsi Lemak Jahat Berlebihan dapat Meningkatkan Potensi Disfungsi Ereksi



Beritabaru.co, Amerika Serikat – Pria dengan pola makan buruk atau mengonsumsi makanan dengan lemak jahat, lebih mungkin menderita disfungsi ereksi daripada orang yang makan sehat seperti banyak buah, sayuran, kacang-kacangan dan ikan.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, Peneliti AS menemukan hubungan antara disfungsi ereksi dan konsumsi zat lemak jahat yang ditemukan dalam daging merah dan olahan serta mentega pada pria paruh baya hingga lansia.

Studi tersebut tidak dapat membuktikan sebab-akibat, (karena disfungsi ereksi dapat menyebabkan konsumsi makanan yang penuh lemak jahat).

Baik disfungsi ereksi dan pola makan yang buruk sudah diketahui sebagai tanda awal potensial dari penyakit kardiovaskular dan masalah jantung.

Untuk mengatasinya, peneliti menganjurkan diet “Mediterania” yaitu konsumsi makanan yang kaya akan biji-bijian, sayuran, buah-buahan, kacang polong, dan minyak zaitun.

Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah istilah umum untuk kondisi yang memengaruhi jantung atau pembuluh darah dan dapat mencakup peristiwa seperti stroke dan penyakit jantung koroner.

Peneliti mengatakan mengakui disfungsi ereksi juga merupakan gejala dari pola makan yang buruk. Karena itu, diharapkan dapat mendorong pria untuk mengadopsi pola makan yang lebih sehat.

“ Disfungsi ereksi, terutama pada pria yang lebih muda, adalah tanda awal penyakit kardiovaskular dan dapat menurunkan kualitas hidup pria” kata tim tersebut dalam makalah mereka, yang diterbitkan dalam JAMA Network Open, Pada Jumat (13/11)

“Pria mungkin termotivasi untuk mengadopsi pola makan yang sehat jika mereka tahu, hal tersebut dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi.”

Para ahli dari Universitas California, San Francisco, Sekolah Kesehatan Harvard dan Rumah Sakit Brigham And Women’s di Boston, menggunakan data dari studi Health Professionals Follow-Up, sebuah studi yang didukung Harvard yang dimulai pada tahun 1986.

Para peneliti mengambil sampel yang mencakup informasi tentang diet dan kesehatan  sebanyak 21.469 profesional kesehatan pria, rata-rata berusia antara 40 dan 75 tahun.

Mereka diberi skor yang mencerminkan sejauh mana mereka mengikuti diet ala Mediterania, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan kepatuhan dan konsistensi yang tinggi.

Pria yang berusia kurang dari 60 tahun dan dalam kategori tertinggi skor diet mediterania memiliki risiko relatif terendah untuk mengidap disfungsi ereksi dibandingkan dengan pria di kategori terendah konsistensinya dalam diet.

Skor diet Mediterania yang lebih tinggi juga dikaitkan secara negatif dengan insiden disfungsi ereksi di antara pria yang lebih tua.

Studi tersebut menyarankan diet sehat, bebas dari junkfood seperti burger, kue kering, dan produk kaya mentega lainnya, dapat membantu mengurangi penyakit kardiovaskular dan mempertahankan fungsi ereksi.

Tahun lalu, penelitian lainnya mengungkapkan bahwa pria yang menderita disfungsi ereksi berisiko 59 persen lebih besar terkena penyakit jantung, stroke, atau kematian dini.

Studi oleh para ilmuwan China juga menemukan bahwa Impotensi juga meningkatkan risiko pria terkena stroke hingga 34 persen dan kematian dini sebesar 33 persen,

Para ilmuwan mengungkapkan, gagal ereksi mungkin merupakan tanda pertama aliran darah yang buruk di dalam tubuh,

Disfungsi ereksi mempengaruhi lebih dari 100 juta pria secara global sampai batas tertentu, yang akan meningkat menjadi 300 juta pria pada tahun 2025.

Pada bulan Juni tahun ini, Layanan Kesehatan Digital Inggris Superdrug Online Doctor melaporkan peningkatan permintaan sebesar 13 persen untuk layanan disfungsi ereksi.

Para peneliti juga menjelaskan bahwa peningkatan stres dan konsumsi alkohol karena masa lockdown juga berpengaruh.

Disfungsi ereksi dapat dipicu oleh faktor sementara seperti kelelahan, stres, kecemasan, atau penggunaan alkohol.

Namun, kondisi tersebut juga bisa menjadi tanda kondisi medis yang mendasari termasuk tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi, atau bahkan masalah hormonal pada tubuh pria.