Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Konflik Rusia-Ukraina: 20 Orang Termasuk Seorang Anak Tewas

Konflik Rusia-Ukraina: 20 Orang Termasuk Seorang Anak Tewas



Berita Baru, Internasional – Setidaknya 20 orang termasuk seorang anak tewas dalam serangan rudal Rusia semalam di wilayah Odesa selatan Ukraina, kata pejabat Ukraina.

Layanan darurat negara bagian, DSNS, mengatakan 16 orang tewas di sebuah gedung sembilan lantai yang terkena satu rudal di desa Serhiyivka.

Empat orang lainnya, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan terpisah di sebuah resor liburan di desa tersebut.

Seperti dilansir dari BBC, Rusia telah menembakkan puluhan rudal ke kota-kota Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari Jumat (1/7), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kembali membantah bahwa Rusia menyerang sasaran sipil.

DSNS mengatakan 38 orang, termasuk enam anak-anak, terluka dalam serangan Rusia.

Maryna Martynenko, juru bicara DSNS di wilayah Odesa, mengatakan kepada TV Ukraina bahwa dinding luar gedung itu rusak, dan sebuah toko di dekatnya dibakar setelah serangan itu. Petugas pemadam kebakaran kemudian memadamkan api dan mengatakan bahwa 60 penyelamat saat ini bekerja di lokasi.

Sebanyak 150 orang diyakini telah tinggal di gedung itu.

Anak yang meninggal di resor liburan itu adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, kata Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor Presiden Volodymyr Zelensky. Dia menambahkan bahwa tiga orang, termasuk dua anak, masih berada di bawah reruntuhan.

Yulia Bondar (60), tinggal di sebuah gedung di dekatnya.

“Kami mendengar tiga ledakan dan sekarang tidak ada yang tersisa dari pusat rekreasi itu,” katanya kepada BBC. “Desa ini sangat sepi, kami tidak pernah mengira ini bisa terjadi.”

Bondar mengatakan beberapa orang berada di pusat itu karena orang-orang cenderung tidak tinggal di sana semalaman.Pejabat Ukraina mengatakan tiga rudal diluncurkan dari pesawat tempur Rusia di atas Laut Hitam.

Sementara itu, juru bicara pemerintah daerah Odesa, Serhiy Bratchuk, menyebut bahwa serangan diyakini menggunakan rudal X-22 era Soviet.