Konferensi Damai Konflik Libya Berlangsung di Berlin
Berita Baru, Internasional – Konferensi pers konflik Libya telah berlangsung di Berlin, di Kanselir Federal, pada hari Minggu (19/1). Acara dihadiri oleh komandan kepala faksi saingan Khalifa Haftar dan kepala pemerintah yang didukung PBB di Libya Fayez al-Sarraj.
Dilansir dari Sputnik News, Minggu (19/1), pertemuan itu juga dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan Presiden Republik Kongo Denis Sassou-Nguesso.
“Kami menghadapi risiko yang jelas dari eskalasi regional. Saya benar-benar percaya bahwa tidak ada solusi militer di Libya,” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.
Sekarang adalah waktu untuk tindakan segera dan tegas untuk mencegah perang saudara. Konflik semacam itu dapat menyebabkan mimpi buruk kemanusiaan dan meninggalkan negara itu rentan terhadap pembagian permanen,” lanjutnya.
Guterres meminta semua yang terlibat dalam konflik agar mendukung penuh dibatalkannya gencatan senjata dengan cara apapun.
“Untuk menerapkan tahap-tahap lain dari proses dan solusi politik, sikap agresif Haftar harus berakhir,” kata Erdogan kepada Vladimir Putin sebelum acara dimulai.
Menimpali pernyataan Erdogan, Putin memgaku telah mengambil langkah positif selama pertemuan di Istambul.
“Kami meminta kedua pihak di Libya untuk mengamati gencatan senjata, untuk menghentikan permusuhan, dan meskipun fakta bahwa insiden tertentu masih terjadi. Kedua belah pihak telah memperhatikan panggilan kami dan militer skala besar tindakan telah berhenti,” lanjutnya.
“Kami bekerja dengan semangat bersama untuk membawa kesimpulan positif pada pertemuan antara pihak-pihak yang bertikai di Moskow. Fakta bahwa mereka tiba di Moskow, melakukan negosiasi tidak hanya dengan kami, tetapi dengan satu sama lain.”
“Saya pikir kami harus berterima kasih kepada rekan-rekan kami, menteri luar negeri dan pertahanan, yang melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang bertikai setuju dan mendukung perjanjian bersama,” tambah Putin mencatat pembicaraan intra-Libya pada hari Senin (19/1).
“Memang, tidak semuanya berhasil. Salah satu pihak sejauh ini, dalam hal apa pun, tidak mendukungnya [perjanjian gencatan senjata], tetapi kami tidak kehilangan harapan bahwa dialog akan berlanjut dan kami dengan tulus akan berusaha keras untuk memastikan resolusi dari konflik,” pungkasnya.