Komunitas Cina Benteng Yakin Gus Muhaimin Teruskan Perjuangan Gus Dur
Berita Baru, Jakarta – Gema deklarasi Gus Muhaimin Presiden 2024 kembali muncul dari Banten. Dukungan itu datang dari masyarakat Etnis Tionghoa yang menamakan diri ‘Komunitas Cina Benteng’, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Selaku Kordum Deklarasi, Elvan Wicaksono mengatakan bawa Komunitas Cina Benteng melihat Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, adalah ‘Gus Dur Muda’ yang akan meneruskan ajaran Gus Dur.
“Saatnya Indonesia mengamanahkan Gus Muhaimin sebagai Presiden RI 2024. Kami menyebutnya (Muhaimin Iskandar-red) sebagai Gus Dur Muda yang meneruskan ajaran Gus Dur; Yang Lebih Penting dari Politik Adalah Kemanusiaan,” kata Elvan saat membacakan sikap Komunitas Cina Benteng, Kota Tangerang, Banten, Minggu (13/2).
Menurut Elvan, dalam politik dan keseharian Gus Muhaimin banyak dipengaruhi oleh pemikiran Gus Dur, terutama soal komitmennya pada nilai demokrasi dan pluralitas.
“Ia adalah keponakan sekaligus murid Ideologisnya Gus Dur,” tegas Elvan.
Komunitas Cina Benteng, kata Elvan, juga berpandangan bahwa ideologi politik yang diusung PKB dan pribadi Gus Muhaimin merupakan cerminan Indonesia yang majemuk dengan visi kebangsaan.
Lebih lanjut ia menyebut, wujud visi kebangsaan itu di antaranya mengangkat martabat kemanusiaan, baik dilihat dari sisi kelompok mayoritas maupun minoritas.
“Dalam hal ini Gus Muhaimin konsisten dan nyata dengan langkah politik kebangsaan. Termasuk pembelaan kelompok minoritas untuk martabat kemanusiaan. Kami merasa dekat dan manfaat itu kami rasakan,” jelas Elvan.
Komunitas Cina Benteng juga menegaskan, dukungan diberikan karena pengalaman politik Gus Muhaimin baik di legislatif maupun di eksekutif tidak perlu diragukan lagi.
“Visi politik kesejahteraan untuk kemajuan Indonesia yang beliau sampaikan menjadi harapan bagi kami dan kita semua tentunya,” tukas Elvan.
Sebagai tambahan informasi, Cina Benteng merupakan sebutan lazim untuk masyarakat keturunan etnis Tionghoa di Tangerang, Banten.
Kata Benteng mengacu pada bangunan sebuah benteng yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda di kota Tangerang, tepatnya sebelah Selatan sungai Cisadane.
Masyarakat Cina Benteng cukup akomodatif terhadap budaya pribumi. Dari beberapa kesenian dan tradisi tergambar kolaborasi yang harmonis.
Misalnya, antara alat-alat musik dari Tionghoa dengan alat musik tradisional Jawa serta Melayu seperti yang terlihat pada kesenian Gambang Kromong.