Komnas Perempuan Serukan Kerja Bersama Hapus Kekerasan terhadap Perempuan
Berita Baru, Jakarta – Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) kembali menyerukan pentingnya kerja bersama untuk mewujudkan penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Seruan ini disampaikan pada malam puncak peringatan ulang tahun ke-26 Komnas Perempuan yang berlangsung pada 16 Oktober 2024.
Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, menekankan pentingnya komitmen lintas sektor dalam menghadapi persoalan kekerasan terhadap perempuan yang mencakup masa lalu, masa kini, dan tantangan di masa depan. “Komitmen kita pada penghapusan kekerasan terhadap perempuan mencakup persoalan di masa lalu, kini, dan juga mengantisipasi perkembangan kekerasan berbasis gender di masa depan,” ujar Andy Yentriyani dalam pidatonya, dikutip dari siaran pers pada Rabu (16/10/2024).
Komnas Perempuan, yang lahir sebagai respon atas kekerasan seksual dalam Tragedi Mei 1998, kini semakin matang sebagai lembaga yang memimpin dalam advokasi dan pembuatan kebijakan. “Hasil kerja, metode, jaringan kerja yang bertumbuh, dan budaya organisasi yang kuat menjadi fondasi bagi kami untuk merespon kompleksitas persoalan kekerasan terhadap perempuan,” tambah Andy.
Dalam peringatan ini, Komnas Perempuan memaparkan capaian-capaian penting selama 26 tahun terakhir, yang mencakup delapan aspek utama. Capaian tersebut meliputi pembangunan pengetahuan tentang kekerasan terhadap perempuan, penyikapan kasus kekerasan berbasis gender, dan penguatan kerjasama lintas sektor, serta kebijakan baru seperti Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).
Komnas Perempuan juga memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah berperan dalam mendukung penghapusan kekerasan berbasis gender, termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang mengembangkan inovasi dalam transportasi publik untuk mencegah kekerasan seksual.
Siti Aminah, Komisioner Komnas Perempuan, menambahkan bahwa pemberian apresiasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain. “Pemberian apresiasi khusus ini kami harapkan dapat menyemangati kerja-kerja semua pihak, menjadi inspirasi dalam intervensi dan menguatkan kemitraan lintas aktor untuk dapat terus memajukan pemenuhan hak-hak perempuan,” jelas Siti.
Selain itu, peringatan ini juga memberikan penghargaan khusus untuk 10 Perempuan Pembela HAM (PPHAM) yang wafat dalam setahun terakhir. Salah satu nama yang disebut adalah Tumbu Saraswati, penggagas layanan hukum bagi perempuan korban kekerasan. “Tribute adalah cara merayakan kehidupan sosok yang dedikasi dan sumbangsih pemikirannya kita harapkan menjadi inspirasi bagi PPHAM saat ini,” ujar Komisioner Theresia Iswarini.