Kiai Said Luncurkan Buku Allah dan Alam Semesta, Wapres: Kaya akan Muatan Substantif
Berita Baru, Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas terbitnya buku berjudul “Allah dan Alam Semesta Perspektif Tasawuf Falsafi” karya K.H. Said Aqil Siroj.
“Setelah saya berkesempatan membaca buku ini, sungguh luas mengandung ilmu dan filsafat, bahasa dan kalimat yang mendalam maknanya, sehingga memerlukan perenungan dan kesabaran yang mendalam guna mendapatkan pemahaman yang benar dan utuh dari isi buku tersebut,” tutur Wapres dalam siaran tertulisnya, Jumat (05/2).
Buku ini, menurut Wapres, kaya akan muatan substantif karena membahas secara mendalam dan detail mengenai aspek teoritis dalam ilmu tasawuf, di samping juga membahas relasi Allah dan alam, Allah dan manusia, hakikat Muhammad, al-Insan al-Kamil, Allah dan sifat-sifat-Nya, Tanzih, dan Tasybih.
“Terlebih lagi, buku ini juga dengan sangat mendalam membahas tentang kemajemukan dan kesatuan dari berbagai agama,” kata Wapres.
Oleh sebab itu, kata Wapres, buku yang ditulis Kiai Said ini sangat menarik karena banyak memberikan informasi yang relevan dengan situasi saat ini.
“Buku ini sangat bermanfaat untuk ilmu dan perspektif baru khususnya bagi para ulama yang ingin lebih mendalami dan memahami tasawuf secara falsafi, terlebih bagi para kiai di Indonesia yang lebih banyak menekuni tasawuf amali sebagai pengayaan dalam amalan dan dakwah,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Wapres juga berharap buku ini dapat memberi warna untuk memperkaya khazanah dan menyehatkan cara pandang dalam beragama dengan perspektif yang sejuk dan damai.
“Buku ini cocok dibaca dan perlu dipahami oleh para kiai, akademisi, dan pecinta tasawuf. Semoga karya ini turut memberikan andil dalam membangun baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya.
Pada kesempatan ini, Kiai Said Aqil Siroj yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam sambutan pengantarnya mengungkapkan tiga hal penting mengenai ilmu tasawuf. Pertama, Kiai Said meluruskan bahwa jenis tasawuf itu bukan falsafi dan amali tetapi falsafi dan dieni.
“Tasawuf itu tidak mungkin amali, tasawuf itu bicara hati. Kalau amali, akhlak namanya. Kalau perilaku itu akhlak seperti menghormati tamu, menghomati teman, menghormati tetangga, itu bukan tasawuf. Belum tentu sufi kalau orang itu berakhlak baik,” paparnya.
Kemudian kedua, lanjut Kiai Said, tasawuf bukan tentang memperbanyak ibadah. Ia menjelaskan bahwa banyak ibadah itu baik, tetapi bukan itu yang dimaksud tasawuf karena tasawuf adalah tentang hati bukan amaliah.
“Yang terakhir, tasawuf bukan ilmu hikmah, bukan ilmu perdukunan. Kitabnya beda, tokohnya beda,” ungkapnya.
Lalu ia manjelaskan bahwa tasawuf adalah revolusi spiritual. Dalam arti, tasawuf adalah sesuatu yang dinamis dan sangat progresif.
“Tidak boleh berhenti orang sufi itu. Tidak boleh puas dengan satu maqam,” ujarnya.
Turut memberikan testimoni atas peluncuran buku karya Kiai Said ini, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Burhanuddin Umar Lubis, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung Mohammad Mukri, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani, dan Ketua PWNU Jawa Timur Marzuqi Mustamar.