Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ketua PKC PMII Jatim: Kehadiran Wakapolri dalam Pernikahan Kapolsek Kembangan sebagai Tindakan Insubordinasi atas Instruksi Jendral Idham Aziz
Abdul Ghoni, Ketua PKC PMII Jawa Timur (Foto: Beritabaru.co/ Sholeh)

Ketua PKC PMII Jatim: Kehadiran Wakapolri dalam Pernikahan Kapolsek Kembangan sebagai Tindakan Insubordinasi atas Instruksi Jendral Idham Aziz



Berita Baru, Jakarta – Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono ternyata menjadi salah satu tamu undangan yang hadir dalam pesta pernikahan Kapolsek Kembangan, Kompol Fahrul Sudiana dengan selebgram Rica Andriani.

Hal ini mendapat sorotan yang amat tajam dari berbagai kalangan aktivis dan penggerak isu-isu sosial, tidak terkecuali dari organisasi kemahasiswaan, Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur.

Ketua PKC PMII Jawa Timur, Abdul Ghoni mengkritik keras hadirnya petinggi Polri dalam kondisi Indonesia yang tengah genting menghadapi pandemi Covid- 19.

“Polri harusnya menjadi lokomotif yang menterjemahkan dan melaksanakan instruksi presiden yang termaktub dalam PP Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat,” tegas Abdul Ghoni.

Ketua PKC PMII Jatim: Kehadiran Wakapolri dalam Pernikahan Kapolsek Kembangan sebagai Tindakan Insubordinasi atas Instruksi Jendral Idham Aziz
(Merdeka.com)

“Bagi kami hadirnya Wakapolri dalam acara pernikahan tersebut bukan hanya diterjemahkan sebagai kelalaian perseorangan melainkan dapat dibaca sebagai tindakan insubordinasi atas maklumat Kapolri jendral Idham Aziz, Instruksi Kapolri sudah jelas bahwa Polri harus menjadi garda terdepan untuk menerapkan kebijakan PSBB, kalau kejadian seperti ini terulang lagi jelas respect masyarakat atas institusi kepolisian akan berkurang ini akan berpengaruh atas kerja berat kita pada bulan-bulan kedepan dalam perang melawan Covid-19 yang puncaknya menurut para pakar akan terjadi pada akhir April nanti,” tegas Aktivis muda yang juga merupakan mahasiswa Pascasarjana Kebijakan Publik Universitas Airlangga ini.

Abdul Ghoni pun menyayangkan keputusan pemecatan Kompol Sudiana sebagai keputusan yang tidak equal.

“Dalam hal pemecatan Kapolsek Kompol Sudiana kami PMII Jawa timur sepakat dengan Kompolnas bahwa harus ada tindakan tegas bukan hanya pada Kapolsek melainkan juga pada seluruh anggota polri yang hadir tidak terkecuali Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono,” tutupnya pada awak media. [AS]