Ketika Ibukota Gelap Gulita
Beritabaru.co, Jakarta – Hari Minggu (4/8) warga ibukota dikejutkan dengan pemadaman massal arus listrik, secara tiba-tiba.
Tidak seperti biasanya, dimana setiap akan terjadi pemadaman pada suatu area selalu didahului dengan pemberitahuan oleh pihak PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai penyedia daya.
Sejam berikutnya, publik baru tahu apa penyebab utamanya. Adalah I Made Suprateka, Executive Vice President Coorporate Communication & CSR PT. PLN yang menyampaikan ikhwal tersebut.
Pesan berantai yang tersebar melalui jejaring media sosial tersebut, juga menjadi sumber berita berbagai media massa, baik online, televisi, maupun radio.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi”. Tutur Suprateka dalam pesan tersebut.
Ia juga menjelaskan penyebab pemadaman, yaitu Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami gangguan, sementara Gas Turbin 7 mati. Adapun Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan.
Di Jawa Barat, gangguan juga terjadi pada Transmisi SUTET 500 kV, sehingga berakibat pemadaman di Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi dan Bogor.
Berikut ini adalah fakta-fakta yang terjadi selama Ibukota Gelap Gulita.
Jakarta Lumpuh Total
Warga ibukota menggantungkan hampir selurug kegiatan hidup pada energi listrik, baik di hari kerja maupun di hari libur.
Aktivitas memasak, mandi, mencuci, dan kegiatan lain yang membutuhkan air, semua tergantung pada pasokan listrik.
Aktivitas lainnya yang biasa dilakukan di akhir pekan, mulai merapikan pakaian, bersih-bersih rumah, dan bersantai di dalam rumah sekalipun juga bergantung pada listrik.
Apalagi kegiatan usaha, mulai dari kuliner, konveksi, dan jasa lainnya juga berhenti total tanpa adanya listrik.
Tanpa listrik, Ibukota Lumpuh Total. Terkulai lemas tanpa daya.
Komunikasi Terganggu
Ketidaklancaran arus komunikasi melalui telepon genggam mulai terasa sejak beberapa jam setelah “musibah pemadaman total” melanda ibukota.
Berbagai provider tampaknya terdampak oleh hilangnya pasokan listrik secara tiba-tiba tersebut.
Tangkapan sinyal 4G yang biasa dengan mudah didapat oleh berbagai jenis telepon pintar, tidak seperti biasanya. Kegiatan berbagi informasi pun terganggu sampai lepas petang hari.
Tanpa pasokan listrik, banyak telepon seluler mulai bertumbangan setelah lebih dari 6 jam pemadaman.
Energi listrik cadangan dalam powerbank mulai terkuras habis, sehingga kegiatan dengan gawai berhenti total.
Berteduh di Mall
Selain rumah sakit dan hotel, Mall adalah tempat yang terbebas dari bencana pemadaman.
Genset berkapasitas besar menjadi syarat wajib untuk disediakan bagi pusat-pusat perbelanjaan untuk mengantisipasi kejadian pemadaman. Layanan dan kenyamanan harus tetap terjaga, begitu semboyan mereka.
Rumah yang panas tanpa kipas dan pendingin ruangan, serta penampung air dan baterai telepon genggam yang kososng membuat warga ibukota kelabakan.
Satu-satunya tempat yang mereka andalkan untuk meringankan kesulitan akibat pemadaman tersebut adalah pusat-pusat perbelanjaan, alias Mall.
Wajar saja, sejak sore sampai menjelang malam, di saat listrik di rumah tidak kunjung menyala, warga menyerbu kawasan Mall di sekitar tempat tinggal mereka.
Kemacetan pun tak terhindarkan. Keinginan untuk saling mendahului, ditambah matinya rambu-rambu lalu lintas menyempurnakan kesemrawutan di tiap titik yang berdekatan dengan Mall.
Kesulitan Beli Lilin
Meskipun sebagian rumah memiliki lampu cadangan, tetapi ketidakpastian waktu penormalan kembali listrik yang padam membuat warga gelisah.
Jarangnya peristiwa pemadaman di Ibukota membuat mereka lalai, hanya sedikit dari mereka yang sedia lilin di rumahnya.
Sebagian besar, menjelang sore hari (3/8) baru berburu sumber penerangan cepat habis tersebut.
Walhasil, minimarket dan berbagai toko kelontong menjadi target operasi pencarian lilin yang tiba-tiba menjelma menjadi barang suoer penting di Ibukota.
Banyak dari mereka yang pulang dengan tangan hampa dan muka masam, campur jengkel tanpa tahu siapa yang harus dipersalahkan.
240 Jadwal KRL Dibatalkan
Direktur Utama PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI), Wiwik Widayanti, menerangkan bahwa pemadaman listrik sejak sekitar pukul 12.00 WIB telah menyebabkan batalnya 240 perjalanan KRL dari semua jurusan.
Melihat tren penumpang pada tiap akhir pekan, maka pembatalan perjalanan tersebut berdampak langsung pada 808.336 pengguna KRL di hari Minggu (4/8) ini.
Nyala-Padam-Nyala-Padam Lagi
Janji pihak PLN untuk mengupayakan penormalan sebelum jam 00.00 WIB, mulai terlihat hasilnya.
Pada pukul 21.10 WIB, listrik mulai menyala disertai teriak histeria warga ibukota yang telah merasakan pemadaman lebih dari 9 jam.
Tak sampai lima menit menyala, teriakan warga kembali terdengar karena listrik padam kembali.
Lebih pendek dari sebelumnya, sekitar dua menit kemudian, listrik kembali menyala sebelum pada akhirnya padam kembali pada pukul 21.15 WIB.
Pada pukul 22.13 WIB, listrik di ibukota kembali menyala. [Priyo Atmojo]