Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kesehatan
Selama ini kesehatan ibu menjadi perhatian utama peneliti terhadap kesehatan bayi, namun ternyata kesehatan sang ayah juga cukup berperan disini, Sumber : Dailymail.co.uk

Kesehatan Ayah juga Berpengaruh Terhadap Kesehatan Bayi



Berita Baru, Amerika Serikat – Studi ternyata menemukan bahwa kesehatan sang ayah mungkin juga terkait dengan keguguran dan kematian bayi dalam kandungan.

Dilansir dari Mashable.com, Banyak dikatakan oleh penelitian sebelumnya tentang hubungan antara kesehatan ibu hamil dan kejadian keguguran dan kelahiran mati terhadap bayi dalam kandungan. Tetapi menurut sebuah penelitian baru-baru ini, faktor sang ibu mungkin bukan satu-satunya yang berpengaruh.

Sepanjang generasi sebelumnya, kebijaksanaan konvensional menuntut agar calon ibu menerapkan gaya hidup dan pola pikir yang lebih sehat sebelum dan selama kehamilan, dan akibatnya, banyak fokus telah ditempatkan pada kondisi medis ibu yang sudah ada sebelumnya dan bagaimana hal itu dapat berdampak pada kehamilan.

Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction telah mengklaim bahwa meskipun kondisi medis ibu berperan dalam peristiwa keguguran atau kematian dalam kandungan sang bayi, faktor kesehatan sang ayah juga berpengaruh besar disini.

Menurut penelitian yang dipimpin oleh Associate Professor Michael Eisenberg dari Stanford University School of Medicine, pengamatan pada hampir satu juta kehamilan sebelumnya di AS mengungkapkan bahwa ada peningkatan risiko keguguran atau kematian dalam kandungan jika sang ayah memiliki sindrom metabolik yang sudah ada sebelumnya.

Sederhananya, sindrom metabolik adalah kombinasi dari diabetes, tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan obesitas. Studi tersebut menemukan bahwa jika seorang ayah menderita salah satunya, kemungkinan akan ada dampak buruk pada kehamilan sang ibu, dimana sekitar 10 persen peningkatan kemungkinan keguguran.

Jika sang ayah memiliki dua kondisi tersebut, risikonya akan meningkat menjadi 15 persen, dan memiliki ketiganya akan meningkatkan peluangnya menjadi 19 persen.

“Sudah diketahui sejak lama bahwa kesehatan ibu berdampak pada perkembangan janin dan kejadian pada saat melahirkan,” kata Eisenberg. “Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa kehamilan yang dilakukan oleh pria dengan peningkatan jumlah kondisi medis berisiko lebih tinggi berakhir dengan keguguran, kehamilan ektopik, atau kematian dalam kandungan.” Pada Rabu (27/01).

“Meskipun penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa kesehatan ayah yang buruk adalah satu-satunya penyebab keguguran, hal itu menunjukkan adanya hubungan,” tambahnya. “Implikasi klinis dari temuan ini adalah bahwa konseling pra-konsepsi tidak boleh melupakan peran sang ayah, karena kesehatannya (ayah) mungkin berdampak penting pada kehamilan sang ibu. “

Studi tersebut juga menemukan bahwa usia memainkan peran penting dalam keguguran, dengan kemungkinan meningkat seiring bertambahnya usia kedua orang tua.

Yang terpenting, penelitian ini juga yang pertama mengaitkan kondisi kesehatan ayah yang sudah ada sebelumnya dengan keberhasilan atau kegagalan kehamilan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memberikan temuan yang lebih berbobot. Studi tersebut juga menggarisbawahi efek penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), depresi, dan penyakit jantung dengan keguguran.

“Kami berhipotesis bahwa kesehatan dan gaya hidup ayah dapat mempengaruhi susunan dan ekspresi genetik dalam sperma, dan ini dapat mengubah seberapa baik fungsi plasenta,” kata Eisenberg.

Sekarang, setelah lebih banyak penjelasan mengenai kesehatan ayah sebagai faktor berhasil atau tidaknya kehamilan, pasangan yang berencana membesarkan keluarga mungkin cenderung untuk berbicara dengan konselor dan dokter mereka untuk meminta nasihat.