Kerugian Negara Akibat Stunting Capai Rp300 Triliun Setiap Tahun
Berita Baru, Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin menyebutkan kerugian negara akibat stunting mencapai Rp300 triliun setiap tahunnya. Hal itu berdasarkan kajian Bank Dunia, kerugian ekonomi akibat stunting dan kekurangan gizi lainnya 2 hingga 3 persen terhadap total PDB sebuah negara.
“Bagi Indonesia, total kerugian akibat stunting mencapai lebih dari Rp300 triliun setiap tahunnya, ungkap Wapres dikutip lewat kanal YouTube resminya, Minggu (27/03/2022).
Saat ini, Wapres mengatakan prevalensi stunting di Indonesia saat ini tercatat di angka 24,4%. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan stunting turun hingga 14 persen pada tahun 2024.
“Artinya, dalam kurun waktu sekitar dua tahun ke depan, kita harus bisa menurunkan prevalensi stunting hingga lebih dari 10 persen,” kata Wapres.
Wapres menegaskan permasalahan stunting mendesak untuk diatasi karena kerugian yang ditimbulkannya tidak sedikit salah satunya terkait kualitas SDM. Stunting, katanya, menyebabkan penurunan kecerdasan dan kemampuan kognitif, serta terganggunya metabolisme tubuh sehingga rentan terhadap penyakit tidak menular seperti jantung dan diabetes.
“Kesemuanya itu akan menurunkan produktivitas di masa depan, sementara keunggulan SDM adalah kunci mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan visi Indonesia maju,” paparnya.
Wapres mengatakan ada banyak faktor yang berkontribusi pada upaya penurunan stunting, di antaranya kesehatan lingkungan, terutama terkait sanitasi dan ketersediaan air minum layak.
Dia pun menceritakan saat membuka Asia International Water Week ke-2 di Labuan Bajo. Di forum tersebut, Wapres menekankan bahwa tersedianya air bersih dan sanitasi bagi ibu hamil, bayi, dan balita akan berdampak 70% pada upaya penanganan stunting.
“Oleh karena itu, peningkatan akses air minum dan sanitasi sewajarnya menjadi prioritas dalam skema besar percepatan penurunan stunting,” kata Wapres.