Kepala BNPT: Terorisme No, Pancasila Yes
Berita Baru, Simalungun – Duta damai yang tersebar di 13 provinsi memiliki tugas menebarkan perdamaian melalui konten kreatif di dunia maya. Dengan beranggotakan anak muda, duta damai diharapkan bisa membangun narasi perdamaian di kalangan muda, sehingga, sedini mungkin duta damai bertugas menebarkan narasi perdamaian dan pencegahan radikalisme.
Hal itu ditegaskan pula oleh kepala BNPT, Komjen Pol Drs. Boy Rafli Amar, M.H., dalam sambutannya pada Rapat kerja Nasional (Rakornas) duta damai 2021. Acara diselenggarakan di dekat Danau Toba pada Senin (5/4). Rakornas juga akan diselenggarakan tiga hari ke depan.
Duta damai perlu dilengkapi dengan wawasan kepemimpinan. Dengan kepemimpinan, duta damai akan bisa mengembangkan kreativitas lebih masif. Selain itu, kepemimpinan tersebut juga yang akan menjadi modal pengorganisasian duta damai secara internal maupun eksternal.
Kepala BNPT mengatakan bahwa perlu kemampuan untuk mengajak segenap komponen di daerah dalam kebaikan. Karena kita bergerak untuk kebaikan. Tentu ini perlu diperluas: lintas sekolah, daerah, atau komunitas. Semua itu adalah keterampilan berdasarkan nilai-nilai kepemimpinan. Jadi kepemimpinan juga ditantang untuk mengajak atau merangkul semuanya.
“Terorisme adalah sesuatu yg tidak disukai di seluruh dunia ini. Tapi bagaimana tantangan kita menekan segala keburukan. Jadi di situlah kita semua ditantang. Duta damai harus bisa berlomba-lomba dalam kebaikan. Agar apa yang dilakukan memiliki nilai kebaikan untuk semua makhluk,” tambahnya.
Boy Rafli juga mengatakan bahwa ideologi radikalisme dekat dengan sikap intoleransi, gemar menghalalkan segala cara, dan sangat mudah menyalahkan orang lain yang tidak sama dengan mereka. Kalau narasi ini dibiarkan, maka penguasaan dunia maya akan didominasi kelompok mereka. Oleh karena itu, duta damai harus menguasai media sosial dan jaringan.
“Insiden penyerangan di Mabes Polri beberapa waktu lalu yang dilakukan Zakiyah, itu bukan lah wajah anak muda Indonesia. Itu sudah dirasuki pemikiran sesat yang tentunya bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai kabaikan. Kita bisa bayangkan hari demi hari anak-anak kita menjelma seperti itu,” tandasnya.
“Jadi, selamatkan lah teman-teman seusia kalian. Janganlah sampai ada anak-anak seusia kalian yang ada seperti itu. Terapkanlah Ideologi Terorisme No, Pancasila Yes. Sehingga tidak ada lagi anak muda yang bersikap radikal terorisme.”
“Kita jangan biarkan ada korban-korban baru seperti peristiwa lalu. Ini tugas besar. Ini tanggung jawab kita. Terorisme yang menyerang anak muda adalah buah karya dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menginginkan generasi muda kita yang jauh dari jati diri bangsa Indonesia. Kita harus sama- sama bergandeng tangan,” ujar Kepala BNPT.
Kolaborasi dan ajakan kepada siapa pun untuk mengampanyekan narasi damai adalah tugas besar yang harus dilakukan. Kebaikan yang dilakukan bersama-sama akan menjadi kekuatan luar biasa, sehingga, tiada cela untuk keburukan yang ingin merasuki generasi muda khususnya. Karena generasi muda adalah masa depan bangsa Indonesia. (Muiz/Al)