Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pimpin Delegasi RI di Aqaba Process 2020, Kepala BNPT: Gambaran Keamanan Berubah Pasca COVID-19
Foto: Istimewa

Pimpin Delegasi RI di Aqaba Process 2020, Kepala BNPT: Gambaran Keamanan Berubah Pasca COVID-19



Berita Baru, Jakarta — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Polisi Boy Rafli Amar memimpin Delegasi Republik Indonesia mewakili Presiden RI dalam pertemuan Aqaba Process Virtual Meeting on COVID-19 Response, Rabu (2/9).

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Delegasi RI didampingi oleh pejabat dari unsur BNPT dan Kementerian Luar Negeri RI.

Aqaba Process Virtual Meeting on COVID-19 Response disponsori oleh Raja Yordania Abdullah II, dan merupakan pertemuan khusus yang membahas mengenai upaya-upaya menyatukan mitra-mitra Aqaba Process dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 melalui upaya mengidentifikasi dan mengisi kesenjangan dalam kapasitas merespon pandemi COVID-19, juga ancaman keamanan baru dan peluang yang mungkin muncul akibat COVID-19.

Pertemuan ini dihadiri oleh Raja Yordania Abdullah II dan perwakilan negara dan badan internasional, di antaranya Presiden dan PM Bulgaria, Presiden Filipina, Presiden Kenya, PM Albania, PM Canada, Sekjen PBB, Sekjen INTERPOL, Deputi Sekjen NATO, GIFCT, serta pejabat setingkat Menteri perwakilan Singapura, Inggris, Perancis, Selandia Baru, Belanda, Australia, Jepang, dan Amerika.

Dalam pertemuan yang dilangsungkan secara daring ini, dibahas mengenai gambaran keamanan yang berubah di dunia pasca COVID-19; perlindungan masyarakat yang rentan dari perekrutan di tengah isu kerawanan pangan, pengangguran, lingkungan dunia maya dan Pendidikan, dan roadmap ketahanan untuk keamanan.

Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar menyampaikan pengaruh dari pandemi COVID-19 dalam program penanggulangan terorisme Indonesia.

“Pelajaran penting yang bisa dipetik dari krisis pandemi covid adalah kebutuhan untuk menjalin sinergi dan kerja sama antar negara dalam hal pembangunan kapasitas melalui kerja sama yang lebih ditingkatkan lagi guna mencegah aktivitas kelompok ektremis dalam merekrut dan menyebar propaganda melalui media online, hal ini menjadi masukan sebagai dasar kerja sama kami mendatang,” kata Kepala BNPT.

Pada forum ini, Kepala BNPT berbicara pada sesi pertama mengenai gambaran keamanan yang berubah di dunia pasca COVID-19.

Dari pembicaraan itu, ada poin utama dalam fokus pemerintah merespons radikalisme dalam situasi pandemi COVID-19, yakni pertama menyesuaikan kembali kebijakan dan prioritas untuk menghadapi ancaman yang muncul di masa pandemi seperti penyalahgunaan internet untuk tujuan penyebaran narasi atau propaganda kelompok terorisme.

Kedua, memperkuat ketahanan masyarakat melalui infrastruktur hukum dan kelembagaan, dalam hal ini Pemerintah Indonesia fokus pada penguatan ketahanan masyarakat melalui pemberlakuan beberapa peraturan perundang-undangan seperti PP Nomor 77/2019, PP Nomor 35/2020 dan yang saat ini dalam proses finalisasi yaitu Perpres terkait Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

Ketiga, membangun sinergi kerja sama di kawasan dan internasional terkait pertukaran informasi, berbagi praktik terbaik dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi ancaman yang muncul termasuk kekhususan dan kerentanan di berbagai wilayah.