Kemenkes: 1,08 Juta Nakes Berhasil Divaksinasi Covid-19
Berita Baru, Jakarta – Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, hingga hari ini sudah lebih dari 1,08 juta tenaga kesehatan (nakes) yang berhasil divaksinasi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan oleh Maxi dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Senin, 15 Februari 2021.
“Kita telah berhasil melaksanakan program vaksinasi bagi tenaga kesehatan target 1,48 juta nakes dengan cakupan sampai saat ini sudah mencapai 1,080.000 nakes yang berhasil divaksinasi,” kata Maxi dikutip kanal Youtube Kementerian Kesehatan RI, Senin (15/2/2021).
Maxi menyebut, bagi tenaga kesehatan yang berusia 60 tahun ke atas juga sudah divaksinasi Covid-19. Menurutnya, dari sisi keamanan terbukti bahwa vaksinasi Covid-19 lebih besar manfaatnya ketimbang resikonya.
Maxi mengungkapkan, hingga saat ini hampir tidak ada efek samping yang serius atau kejadian ikut pasca imunisasi (KIPI).
“Melihat keberhasilan vaksinasi tenaga kesehatan yang lebih cepat dari target maka, pemerintah akan memulai vaksinasi tahap kedua ini yang diberikan kepada petugas pelayanan publik serta kelompok masyarakat usia lanjut 60 tahun ke atas,” ujar Maxi.
Sebelumnya, vaksinasi Covid-19 pada tahap II ini pemerintah hanya memprioritaskan kepada petugas pelayanan publik. Namun, kata Maxi, kami melihat bahwa kelompok masyarakat lansia sangat perlu diprioritaskan.
“Melihat kondisi mereka yang rentan terpapar Covid-19 dan angka kematian bahwa mereka terpapar pada usia lanjut ini cukup tinggi,” ujar Maxi.
Pemerintah menjadwalkan vaksinasi Covid-19 tahap I diperuntukan untuk tenaga kesehatan pada Januari-April 2021. Setelah tahap I selesai, dilanjutkan dengan tahap II yakni petugas pelayanan publik dan lansia, dengan target selesai April 2021.
Pada tahap II vaksinasi Covid-19, pemerintah akan memprioritaskan kepada pekerja pelayan publik dengan total 38,5 juta orang. Rinciannya yaitu, 21 juta orang lansia dan 17 juta untuk pelayan publik.
Maxi menjelaskan bahwa pemerintah memprioritaskan guru, TNI/Polri, dan Petugas keamanan lainnya. Guru diprioritaskan, kata Maxi, karena membantu murid-murid yang tidak dapat belajar online agar segera melakukan mengajar tatap muka.
Pemerintah juga memprioritaskan petugas transportasi publik seperti, petugas tiket, para masinis kereta, pilot, TransJakarta, MRT dan Kernet, supir taksi hingga ojek online.