Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kemenag Gelar Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno. (Foto: Kemenag)

Kemenag Gelar Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan



Berita Baru, Jakarta – Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Agama menggelar Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial. Pelatihan ini dilaksanakan dalam 2 gelombang. Gelombang pertama tanggal 27 Februari – 4 Maret 2023 dan Gelombang kedua dilaksanakan tanggal 6 – 11 Maret 2023.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno mengatakan, konflik sosial keagamaan bukan hanya di Indonesia, namun di semua tempat di dunia ini. Indonesia dengan keberagamannya (agama, suku, bahasa) memiliki potensi terjadinya konflik sosial keagamaan. 

“Karenanya, Kementerian Agama (Kemenag) ingin menjadi bagian penting untuk mengantisipasi potensi itu agar kemudian sedini mungkin bisa diatasi,” terang Suyitno saat membuka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan di Pusdiklat Kemenag, Tangerang Selatan, Banten, dikutip Selasa (28/2).

“Konflik yang sifatnya keagamaan dan kebangsaan harus segera kita lakukan deteksi sedini mungkin sehingga sebelum ada konflik, kita mampu mencegahnya,” sambungnya.

Menurut Suyitno, deteksi dini itu melakukan langkah-langkah preventif sejak awal. “Mengetahui bagaimana melakukan langkah-langkah yang sifatnya preventif dan mitigatif dan bagaimana mampu memetakan permasalahan,” kata Suyitno.

Ia berharap, para alumni pelatihan diharapkan mendapatkan insight untuk mendeteksi potensi konflik dan terjun dengan langsung memberikan laporan di lapangan.

Sementara itu, Kepala Pusat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mastuki mengungkapkan, pelatihan ini adalah tahun kedua dari rencana implementasi program unggulan religiosity index. 

“Pelatihan deteksi dini konflik sosial ini termasuk kategori  program unggulan Pusdiklat yang menggunakan pendekatan policy based training. Kurikulum dirancang oleh tim terdiri dari beberapa ahli terkait,” ujar Mastuki.

Secara keseluruhan pelatihan ini akan diikuti oleh 400 orang. Ia mengatakan, gelombang pertama dibagi menjadi 6 angkatan  dengan jumlah peserta  202 orang, terdiri dari: para Kabid Penais, Pembimas Hindu, Pembimas Buddha dan Khonghucu Kanwil Kementerian Agama Provinsi seluruh Indonesia, Ketua/Pengurus Rumah Moderasi Beragama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan perwakilan eselon II Pusat serta FKUB dari Prov DKI Jakarta dan Kota/Kab di Jakarta. 

Selanjutnya, kata Mastuki, peserta angkatan VII-XII berasal dari para Pembimas Kristen, Pembimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi seluruh Indonesia, Ketua/Pengurus Rumah Moderasi Beragama Perguruan Tinggi Islam, Wakil Rektor/Wakil Ketua PTK non Islam Bidang kemahasiswaan, perwakilan eselon II Pusat, FKUB dari Prov DKI Jakarta dan Kota/Kab di Jakarta, Jabodetabek, dan Pokjaluh semua agama di Kab/Kota di DKI Jakarta

“Total peserta untuk Gelombang 2 berjumlah 198 orang,” kata Mastuki.

Ia menambahkan, sejumlah fasilitator akan mendampingi peserta pelatihan ini yaitu Tenaga Ahli Menteri Agama dan Tim Religiosity Index.