Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PM Australia Scott Morrison saat meminta maaf di hadapan Parlemen Australia, Selasa, 8 Februari 2022. Foto: Reuters.
PM Australia Scott Morrison saat meminta maaf di hadapan Parlemen Australia, Selasa, 8 Februari 2022. Foto: Reuters.

Kekerasan Seksual di Parlemen, PM Australia Minta Maaf



Berita Baru, Sydney – Perdana Menteri Australia Scott Morrison minta maaf atas peristiwa kekerasan seksual di Parlemen, termasuk kepada seorang mantan staf yang pernah diperkosa atasannya, Brittany Higgins.

“Saya minta maaf. Kami minta maaf,” kata PM Morrison di hadapan Parlemen, Selasa (8/2).

Ia juga mengatakan “menyesal” atas “mimpi buruk” yang dialami Brittany Higgins dan berjanji untuk berbuat lebih baik.

“Saya minta maaf kepada Nona Higgins atas hal-hal buruk yang terjadi di sini,” kata PM Morrison saat Higgins menonton dari galeri umum, duduk di antara tiga mantan staf yang juga telah mengumumkan pernah mengalami kekerasan seksual di Parlemen, serta dua pembela hak-hak perempuan.

Kekerasan Seksual di Parlemen, PM Australia Minta Maaf
Brittany Higgins mendengarkan permohonan maaf PM Morrison.

Selama PM Morrison berpidato, Higgins terlihat emosional. Ia belum memberikan komentar atas permintaan maaf tersebut.

PM Morrison juga memuji Higgins karena memiliki “keberanian untuk berbicara” dan mengatakan “tempat yang seharusnya menjadi tempat aman dan kontribusi” telah “ternyata menjadi mimpi buruk” bagi wanita muda itu.

“Ini harus berubah. Hal ini berubah. Dan saya yakin itu akan berubah,” katanya.

Permohonan maaf PM Morrison tersebut menyusul permohonan maaf dari berbagai partai politik Australia yang juga mengakui “sejarah yang tidak dapat diterima dari intimidasi di tempat kerja, pelecehan seksual dan serangan seksual di tempat kerja parlemen”.

Pemimpin oposisi Anthony Albanese juga menawarkan permintaan maaf kepada Higgins dari partai Buruhnya.

“Anda telah merobek keheningan yang telah bertindak sebagai sistem pendukung kehidupan untuk status quo yang paling menjijikkan,” kata Albanese, dilansir dari Aljazeera, Selasa (8/2).

Sebelumnya, penyelidikan menemukan bahwa setengah dari pegawai parlemen telah mengalami perundungan, pelecehan, atau serangan seksual.

Penyelidikan Komisioner Diskriminasi Seks Australia Kate Jenkins menemukan bahwa 37 persen orang yang saat ini berada di tempat kerja parlemen telah mengalami intimidasi dan 33 persen pernah mengalami pelecehan seksual.

Penyelidikan itu dipicu ketika Higgins go public setahun yang lalu. Ia mengaku diperkosa oleh seorang rekan yang lebih senior di kantor Menteri Gedung Parlemen beberapa minggu sebelum pemilihan 2019.

Higgins mengatakan ia merasa harus membuat pilihan antara melaporkan tuduhannya ke polisi atau melanjutkan karirnya.

Dia berhenti dari pekerjaan pemerintahnya pada Januari 2021 dan mengajukan laporan ke polisi.

Kisah pemerkosaan Higgins tersebut memicu protes nasional di Australia. Beberapa aktivis perempuan terkemuka menolak komentar tersebut.

Grace Tame, seorang penyintas pelecehan seksual yang dinobatkan sebagai Australian of the Year tahun 2021 mengomentari permohonan maaf tersebut dengan menghubungkannya pada pemilihan perdana menteri Australia pada Mei mendatang.