Kekerasan Anak Bak Fenomena Gunung Es, LPAI Dorong Sparta Tumbuh Massif di Sumenep
Berita Baru, Sumenep – Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyebutkan bahwa kasus pencabulan dan kekerasan seksual pada anak, termasuk di Kabupaten Sumenep, ibarat fenomena gunung es.
Menurutnya, peristiwa itu terlihat hanya sedikit, tetapi pada kenyataannya sangat banyak. Karena itu, diperlukan langkah preventif untuk menangani banyaknya kasus tersebut.
Sebagaimana diketahui, terbaru kasus pencabulan atau kekerasan seksual di Sumenep menimpa anak usia 12 tahun di Pulau Sapeken.
Pria yang akrab disapa Kak Seto menuturkan, untuk mengatasi fenomena ini pihaknya sudah bekerja sama dengan Polri. Selain pihak kepolisian, perlu peran serta pemberdayaan masyarakat.
Dari kepolisian ada Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) untuk menggerakkan rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).
”Jadi, ada langkah-langkah preventif. Selain ada penanganan dari petugas, ya ada RT/RW,” kata Kak Seto dalam Seminar Nasional ‘Mendidik dengan Cinta di Keluarga yang Ramah Anak’, di Gedung Ki Hajar Dewantoro, Sumenep, Jawa Timur, Jumat (18/8).
Disebutkan Kak Seto, melalui satgas perlindungan anak di tingkat rukun tetangga (Sparta), kasus kekerasan itu bisa dicegah. Ia mendorong agar LPAI daerah nanti bisa menumbuhkan sebanyak mungkin Sparta.
”Kami akan dorong lahirnya Sparta di Sumenep, termasuk di kepulauan,” jelasnya.
Baginya, melindungi anak perlu peran orang sekampung, tak cukup hanya mengandalkan orang tua. Orang sekampung itu adalah orang terdekat, RT, dan RW.
Menurut Kak Seto, mereka harus saling peduli, saling mau tahu, dan saling membantu apabila ada yang mencurigakan di sekelilingnya.
”Seruan ini untuk kita semua karena angka kekerasan seksual terhadap anak mengalami peningkatan,” tegas Kak Seto.
Selain itu, orang tua juga diharapkan dapat memberikan edukasi atau simulasi kepada anak sejak usia dini terkait bagian-bagian vital yang tidak boleh dipegang sembarang orang.
Anak-anak, tegasnya, perlu dilatih untuk melindungi diri. ”Diberikan pemahaman, harus berani berteriak, berani lari, dan berani lapor ketika ada pelaku walaupun diancam,” pungkas Kak Seto.