Kejaksaan Italia Selidiki Ketanggapan Layanan Darurat atas Tragedi Migran
Berita Baru, Internasional – Kejaksaan Italia sedang melakukan penyelidikan terkait cara layanan darurat menanggapi bencana kapal migran akhir pekan lalu di mana puluhan orang tewas, setelah munculnya tuduhan bahwa pihak berwenang lambat bereaksi.
Dilansir dari Reuters, sebuah sumber Kepolisian, pada hari Kamis (2/3/23) mengatakan, Kejaksaan dari kota Crotone Calabria telah meminta dokumen kepada polisi Guardia di Finanza tentang tindakan mereka sebelum kapal yang membawa 150-200 migran pecah di bebatuan hanya beberapa meter dari pantai Minggu lalu.
Permintaan yang sama telah diajukan ke Penjaga Pantai, menurut laporan media Italia.
Tidak ada komentar langsung dari Penjaga Pantai atau jaksa penuntut.
Presiden Italia Sergio Mattarella mengunjungi para penyintas di rumah sakit setempat pada hari Kamis dan membagikan mainan kepada anak-anak.
Dia juga pergi ke aula olahraga tempat peti mati para korban diletakkan, menundukkan kepala saat memberikan penghormatan.
Pihak berwenang setempat mengatakan satu jenazah lagi ditemukan pada hari Kamis, sehingga jumlah korban tewas menjadi 68 orang.
Lima puluh empat korban kini telah diidentifikasi. Mereka terdiri dari 48 warga Afghanistan, tiga warga Pakistan, seorang Suriah, seorang Tunisia dan seorang Palestina.
Salah satu korban dari Pakistan adalah mantan pemain hoki nasional Shahida Raza.
Tragedi itu telah mengintensifkan perdebatan tentang migrasi di Eropa dan Italia, di mana undang-undang baru yang keras dari pemerintah sayap kanan yang baru-baru ini terpilih untuk badan amal penyelamat migran telah menuai kritik dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lainnya.
Perdana Menteri Giorgia Meloni telah meminta sesama pemimpin Eropa untuk berbuat lebih banyak untuk menghentikan imigrasi ilegal dan mencegah tragedi lebih lanjut di laut.
Ada juga pertanyaan tentang tanggap darurat.
Kapal tersebut, yang berlayar dari Turki, pertama kali terlihat pada Sabtu malam sekitar 74 km dari pantai Calabria dengan pesawat yang dioperasikan oleh Frontex, badan perbatasan Uni Eropa.
Frontex mengatakan kapal itu berlayar tanpa tanda-tanda bahaya, tetapi memperingatkan pihak berwenang Italia karena kamera termalnya mengindikasikan kemungkinan adanya sejumlah orang di bawah dek.
Guardia di Finanza, yang mengawasi garis pantai, mengatakan telah mengirimkan dua kapal patroli, tetapi mereka berhenti mencari para migran dan kembali ke pelabuhan karena kondisi cuaca. Media mempertanyakan mengapa Penjaga Pantai, yang kapalnya lebih siap menghadapi laut yang ganas, tidak dikerahkan sampai menerima panggilan darurat keesokan paginya.