Kedua Kali Gelar MUSRENBANG KEREN, Blora Siap Serap Aspirasi
Berita Baru, Daerah – Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelompok Rentan atau MUSRENBANG KEREN digelar untuk kedua kalinya tahun ini oleh Pemerintah Daerah Blora pada Rabu (9/3) lalu. Acara ini diadakan untuk menyerap aspirasi dan usulan pembangunan dari kalangan kelompok yang tergolong rentan, diantaranya perempuan, lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas (difabel), dan anak-anak.
Melalui forum ini, Bupati Blora H. Arief Rohman berharap semakin banyaknya usulan dari masyarakat untuk memberdayakan kelompok rentan tersebut. “Semoga ada banyak masukan program kegiatan yang disampaikan untuk landasan penyusunan perencanaan pembangunan perempuan, lansia, difabel dan anak untuk tahun 2023,” ungkapnya.
Dalam musyawarah tersebut, Mas Arief, panggilan Bupati Blora, memaparkan mengenai “Mewujudkan Blora Sehat, Ramah Anak, dan Ramah Difabel.” Perhatian pemerintah daerah Blora kepada kelompok disabilitas, misalnya, terwujud dari pemberian bantuan berupa kaki palsu pada Sabtu lalu (5/3).
MUSRENBANG KEREN Perhatikan Kasus Perempuan
Selain disabilitas, anak, dan lansia, melalui MUSRENBANG KEREN Pemda Blora juga memberikan perhatian lebih terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan.
Dalam 99 hari kerja, Wakil Bupati (Wabup) Blora Tri Yuli Setyowati menceritakan lahirnya gagasan MUSRENBANG khusus bagi kelompok ‘keren.’
“Kami tidak mau menyebut kelompok rentan, karena sebutan kelompok rentan ini akan membingungkan masyarakat. Jadi istilah rentan diganti menjadi keren untuk memberikan peluang yang luas bagi mereka untuk menyampaikan pendapatnya,” tutur Yuli.
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara di program Millenial Talk yang diselenggarakan Beritabaru.co dengan tema “Perempuan, Keadilan dan Kesetaraan.” Yuli menegaskan dirinya mendukung kampanye anti kekerasan terhadap anak dan perempuan. “Kami ingin benar-benar hadir, kami benar-benar memperhatikan kaum perempuan,” ujarnya.
Menurut Tri, dua minggu setelah dirinya dilantik, seluruh aduan terkait kasus kekerasan seksual kepada anak dan perempuan yang masuk kepada pemerintah setempat telah ditangani 100 persen.
“Alhamdulillah, untuk korban kekerasan pada perempuan dan anak kami sudah menyiapkan pengaduan dan kami selalu hadir ketika masyarakat membutuhkan pendampingan,” tegasnya. Ia juga menyampaikan komitmen bahwa demi membangun Blora bersama-sama, ia meminta masyarakat melaporkan kasus kekerasan agar segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait.
Buka Akses Seluasnya
Mengusung semangat “Sesarengan Mbangun Blora”, Bupati dan Wabup Blora telah membuka seluruh akses untuk menerima aduan warga.
Mas Arief juga telah membagikan nomor handphone serta akun media sosialnya kepada warga. Dengan demikian, diharapkan warga dapat lebih leluasa menyampaikan keluhan maupun pengaduan dan mendapatkan respon lebih cepat.
Begitu pula pada level organisasi perangkat daerah dan camat, Mas Arief berupaya menggerakkan mereka untuk membuka ruang pengaduan warga secara real time yang terbuka selama 24 jam.
Saksikan kembali segmen Millenial Talk bersama Tri Yuli Setyowati, Anggota DPR RI Komisi VII Ratna Juwita Sari, dan Dosen Fakultas Hukum, Universitas Islam Jember, Solihati Nofitasari melalui video di bawah ini.