Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pesawat 737 MAX
Pesawat 737 MAX

Kecelakaan Pesawat 737 MAX: Jaksa Curiga Pilot Boeng Sengaja Menyesatkan FFA



Berita Baru, Internasional – Setelah dua kecelakaan pesawat penumpang yang menewaskan total 346 orang pada awal tahun 2019 dan tahun 2018, seluruh armada Boeing 737 Max telah didaratkan sejak 13 Maret 2019.

Berdasar pada dua sumber yang tidak mau disebutkan namanya, New York Times mengatakan bahwa Jaksa Penuntut AS sedang menyelidiki apakah pilot Boeing sengaja menyesatkan Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) ketika meminta persetujuan pesawat jet 737 MAX.

Lebih lanjut, sumber tersebut mengatakan bahwa jaksa penuntut akan fokus pada pertanyaan apakah pilot utama Boeing, Mark Forkner, sengaja berbohong kepada FAA tentang sifat dari Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).

MCAS adalah sebuah sistem perangkat lunak kontrol penerbangan kiwari yang secara luas diyakini menjadi penyebab dua kecelakaan mematikan Boeing 737 MAX dalam beberapa tahun terakhir.

Kecelakaan Pesawat 737 MAX: Jaksa Curiga Pilot Boeng Sengaja Menyesatkan FFA
Foto udara menunjukkan beberapa pesawat Boeing 737 MAX yang mendarat di Boeing Field di Seattle, Washington, AS 21 Maret 2019.

Dalam serangkaian dokumen rahasia yang bertitimasa 2016 dan menjadi dokumen publik pada Oktober 2019, Forkner mengatakan kepada koleganya Patrik Gustavsson bahwa ia “pada dasarnya berbohong kepada para regulator [tanpa sadar].”

Menurut New York Times, jaksa penuntut berusaha untuk menentukan apakah sejak meninggalkan Boing, Forkner “tahu tentang perubahan kunci dari MCAS untuk memicu semua fase penerbangan dan kemudian tidak memberikan informasi itu kepada FAA.”

Namun, dua pengacara Forkner, David Gerger dan Matt Hennessy, bersikeras bahwa klien mereka tidak menyesatkan FAA karena ia diduga hanya bereaksi terhadap operasi MCAS yang salah.

“Markus tidak membohongi siapa pun. Dia melakukan pekerjaannya dengan jujur. Ia juga jujur dalam berkomunikasi dengan FAA. Sebagai seorang pilot dan dokter hewan Angkatan Udara, ia tidak akan pernah membahayakan keselamatan pilot lain atau penumpang mereka. Itulah yang akan ditemukan dalam penyelidikan yang adil,” bantah pengacara.

Dalam email ke FAA pada 2016, Forkner dilaporkan meminta regulator “menghapus” MCAS karena ia mengganggap “itu jauh di luar sampul operasi normal.”

FAA belum mengomentari masalah ini, sementara juru bicara Boeing, Gordon Johndroe, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Boeing akan “bekerja sama dengan penyelidikan Justice Department.”

Perkembangan berita itu muncul bersamaan dengan berita tentang Boeing yang mendapat kritik baru pada bulan Januari. Ratusan korespondensi internal mengungkapkan bahwa Boeing berusaha untuk menghindari pengawasan peraturan tentang karyawan yang membanting 737 MAX, FAA, dan lainnya.

Itu terjadi setelah Boeing mulai merekomendasikan pelatihan simulator tambahan untuk pilot pesawat 737 MAX dan sebulan setelah Dennis Muilenburg selaku mantan CEO mengundurkan diri dari jabatannya karena penanganan buruk pesawat 737 MAX.

737 Armada MAX didaratkan Sejak Maret 2019

Setelah terjadinya dua kecelakaan mengenaskan hingga merenggut nyawa 346 orang, semua pesawat 737 MAX telah didaratkan sejak 13 Maret 2019.

Pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines jatuh pada 10 Maret 2019 setelah lepas landas dari Addis Ababa, Ethiopia, sekitar pukul 8:30 pagi waktu setempat. Kecelakaan itu menewaskan semua penumpang di dalamnya yang berjumlah 157 orang.

Menurut Ethiopian Airlines, kontak dengan pesawat hilang pada pukul 8:44 pagi, hanya beberapa menit setelah lepas landas.

Kemudian pada tanggal 29 Oktober 2018, 737 Max 8 yang dioperasikan Lion Air menabrak Laut Jawa hanya beberapa menit setelah lepas landas dari ibukota Indonesia Jakarta. Semua penumpang 189 orang di dalamnya tewas.


PenerjemahIpung
SumberSputnik News