Kawasan Konservasi Dikunjungi 5,29 Juta Orang pada Tahun 2022
Berita Baru, Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Konservasi (KLHK) menyampaikan pengunjung kawasan konservasi di Indonesia terus mengalami kenaikan jumlah pengunjung. Bahkan pada tahun 2022 kawasan konservasi telah dikunjungi sebanyak 5,29 juta orang.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan jumlah itu terdiri atas 5,1 juta wisatawan domestik dan 189 ribu wisatawan mancanegara.
“Kondisi itu lebih tinggi atau meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan data tahun 2021, dimana kunjungan wisatawan domestik 2,9 juta dan wisatawan mancanegara 12 ribu,” ujar Siti Nurbaya dalam keterangan resminya yang dikutip Selasa (17/1/2023).
Nilai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari pungutan masuk objek wisata alam tercatat sebesar Rp96,7 miliar pada tahun 2022. Nominal itu lebih besar dibandingkan capaian PNBP 2021 yang hanya sebesar Rp34,2 miliar.
KLHK memproyeksikan jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan konservasi meningkat di masa depan. Hal itu seiring dengan pengembangan objek wisata alam, penerapan teknologi informasi sebagai media pemasaran maupun promosi serta kemudahan pelayanan melalui sistem tiket elektronik.
“Sistem itu juga sebagai upaya untuk penerapan pembatasan pengunjung atau kuota pengunjung yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis daya dukung daya tampung kawasan konservasi untuk menjaga aspek konservasi alam,” kata Siti.
Wisata alam ke kawasan konservasi tak hanya memberikan pemasukan bagi negara melalui PNBP, tetapi juga memberikan efek berganda kepada masyarakat.
Dari sisi serapan tenaga kerja, lanjut Siti, kegiatan wisata alam di kawasan konservasi telah memberikan lapangan kerja untuk setidaknya 4.000 orang. Mereka terdaftar sebagai tenaga kerja para pemegang perizinan berusaha di kawasan konservasi.
Menurutnya, kegiatan wisata alam di kawasan konservasi juga telah menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sebagai penyedia jasa makanan dan minuman, pemandu wisata dan penyedia cenderamata.
Hingga Desember 2022, masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sepanjang kurun waktu 2021 dan 2022 di Taman Nasional Rinjani terdapat peningkatan pelaku wisata alam, yaitutour operatoryang melakukan usahanya meningkat dari 70 orang menjadi 109 orang, pemandu meningkat dari 794 orang menjadi 3.907 orang, pengantar barang dari 1.841 orang menjadi 11.577 orang.
Adapun nilai kemanfaatan kegiatan wisata alam di kawasan konservasi turut memberikan dampak ekonomi, contohnya wisata alam di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di Jawa Barat.
Berdasarkan hasil survei pada Oktober 2021, saat berlangsung PPKM level IV, secara umum nilai kemanfaatan TNGGP di sektor wisata memberikan potensi omzet sekitar Rp173 ribu per orang per hari, dan pendapatan bersih sekitar Rp134 ribu per orang per hari. Nilai itu dihitung terhadap semua jenis kegiatan wisata alam.
Pada Juli 2022, kegiatan wisata alam di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mampu memberikan omzet sebesar Rp471 juta kepada masyarakat Tunak Besopok yang terlibat dalam kegiatan pariwisata.
Nilai ini dihitung terhadap jenis kegiatan penyediaan makanan dan minuman, pemandu wisata, dan penyedia cenderamata yang dilakukan oleh masyarakat Tunak Besopok.
Karakteristik kawasan konservasi yang unik dan khas dari sisi lanskap dan ekosistemnya, keanekaragaman hayati, serta kehidupan sosial budaya serta kearifan lokal masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi menjadi obyek dan daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung dan melakukan aktivitas wisata alam.
KLHK menyatakan Indonesia memiliki sebanyak 2.612 objek dan daya tarik wisata alam berupa lanskap, air terjun, gua, laut atau pantai, danau, hingga gunung.
Sedangkan aktivitas wisata alam yang bisa dilakukan antara lain berkemah, menyelam,snorkling, panjat tebing, mendaki, menikmati keindahan alam, mengamati kehidupan liar, hingga telusur gua.