Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pekerja yang mengenakan pakaian pelindung oranye mendisinfeksi area yang terkunci. Foto: KCNA (6 Juni 2022)
Pekerja yang mengenakan pakaian pelindung oranye mendisinfeksi area yang terkunci. Foto: KCNA (6 Juni 2022)

Kasus Penyakit Pernafasan Meningkat, Ibu Kota Korea Utara Mendadak Lock Down 5 Hari



Berita Baru, Pyongyang – Pihak berwenang Korea Utara mengeluarkan perintah untuk melakukan penguncian (lock down) 5 hari untuk penduduk ibu kota Pyongyang mulai Rabu (25/1) hingga Minggu (29/1), menurut laporan.

Kantor berita Korea Utara, NK News mengatakan bahwa lock down itu karena “meningkatnya” kasus penyakit pernapasan, menurut pemberitahuan resmi pemerintah DPRK yang dilihat oleh NK News.

Perintah itu datang sehari setelah NK News melaporkan bahwa penduduk Pyongyang tampaknya menimbun barang setelah menerima peringatan lanjutan tentang penguncian yang akan datang.

Pemberitahuan baru mengatakan penyakit yang saat ini menyebar di ibu kota hanyalah flu biasa, bukan COVID-19.

Selama lock down, warga diminta untuk tinggal di rumah mereka dan harus melakukan pemeriksaan suhu beberapa kali sehari, kata pemberitahuan itu.

Tidak jelas apakah kota-kota lain juga dikunci, dan media pemerintah belum mengumumkan langkah-langkah baru tersebut.

Korea Utara menyatakan Agustus lalu bahwa mereka telah sepenuhnya memberantas COVID-19 dari wilayahnya.

Para ahli menganggap ‘kemenangan’ melawan COVID-19 itu menurut para ahli kepada NK News adalah pencapaian yang sangat tidak masuk akal.

Pemberitahuan serupa yang dikeluarkan pada awal Mei 2022 ketika kasus COVID-19 pertama kali meledak secara nasional tidak menentukan durasi penguncian, yang akhirnya berlangsung selama dua minggu.

Selama penguncian nasional itu, pihak berwenang membual bahwa para pekerja akan terus bekerja di proyek-proyek konstruksi besar dan pabrik-pabrik penting meskipun ada pembatasan.

Seorang pejabat Korea Utara kemudian mengungkapkan bahwa penduduk “melarikan diri dari isolasi” dan “mencapai apotek” di tengah kepanikan dan kekurangan obat, kata NK News.

Pihak berwenang juga mengeluarkan peringatan hukuman mati dan bahkan pengusiran dari kota untuk anggota keluarga yang tidak bersalah dari mereka yang tertangkap menyebarkan “rumor” tentang wabah tersebut dan mencoba menjual obat langka di pasar gelap.