Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wiku
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers virtual Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Kasus Covid-19 Lampaui Puncak Gelombang Pertama, 90 Persen Disumbang Jawa dan Bali



Berita Baru, Jakarta – Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan saat ini kasus Covid-19 secara nasional konsisten naik dan telah melampaui puncak gelombang pertama.

Wiku menjelaskan sekitar 90 persen kasus nasional disumbangkan oleh provinsi-provinsi di Pulau Jawa dan Bali, seperti pertambahan kasus mingguan DKI Jakarta mencapai 44 ribu kasus, Jawa Barat 28 ribu kasus, Banten 15 ribu kasus, Bali 7.500 kasus, Jawa Timur 7 ribu kasus, Jawa Tengah 3.500 kasus, dan DI Yogyakarta 1.000 kasus.

”Apabila dilihat lebih jauh, kenaikan kasus harian di beberapa provinsi sudah melampaui kasus harian pada puncak gelombang kedua (Delta),” jelas Wiku.

Kendati demikian, Wiku mengatakan angka kematian masih rendah yaitu 244 korban atau 8 kali lebih kecil dibanding gelombang pertama dengan kematian 2.000 orang.

“Angka itu juga 24 kali lebih kecil dibanding setengah puncak gelombang kedua (Delta) yang mencapai 6 ribu orang,” katanya.

Menurut data yang Kementerian Kesehatan pada Selasa (08/02/20222) pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit (RS) berjumlah total 18.966 orang atau 23,35 persen dari total kapasitas BOR nasional. Dari seluruh pasien yang dirawat, 38 persen adalah tanpa gejala. Lalu, 33 persen bergejala ringan dan tidak memerlukan terapi oksigen. Pasien yang tidak bergejala akan diarahkan pada isolasi mandiri. Hal ini bisa mengurangi beban RS sekitar 60–70 persen.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, pasien tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan tidak perlu masuk rumah sakit. Mereka bisa melakukan isolasi mandiri dan konsultasi dengan dokter melalui layanan telemedisin yang terintegrasi dengan Kemenkes.

”Kemenkes berkomitmen untuk memberikan layanan prima pada pasien isolasi mandiri di rumah dan menyiapkan obat gratis selama masa isolasi,” kata Nadia.

Bagi pasien OTG dan gejala ringan yang tidak memiliki ruangan untuk isolasi mandiri, bisa melakukan isolasi terpusat di tempat yang sudah disediakan pemerintah. Kemarin (8/2) yang dirawat di rumah sakit mencapai 23,86 persen. Jumlah tersebut bahkan lebih rendah dari data Senin (7/2) lalu yang mencapai 24,77 persen. Kebijakan untuk merawat pasien kondisi sedang, berat, kritis, dan yang memiliki komorbid diharapkan mampu meringankan beban rumah sakit dan tenaga kesehatan.