Kapal Perang AS Kembali Melintasi Selat Taiwan
Berita Baru, Internasional – Menurut Laporan Kementerian Pertahanan Taiwan, pada hari Senin (31/08), sebuah kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah melintasi Selat Taiwan yang sempit dan sensitif.
Pelintasan kapal Angkatan Laut AS itu menandai operasi kedua selama dua minggu ini di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan AS.
Lebih lanjut, menurut CNA, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sebuah kapal penghancur AS, yang tidak disebutkan namanya, telah berlayar ke arah selatan melalui selat dan terus berlayar ke selatan.
Kapal itu dalam ‘misi biasa’ dan situasinya ‘normal’, tambah kementerian itu, dengan tanpa memberikan rincian lanjutan.
Terkait dengan insiden itu, Angkatan Laut AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Namun, Komandan Armada Asia Pasifik AS pada tanggal 27 Agustus mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan operasi FONOP otau operasi kebebasan navigasi.
“Angkatan Laut AS melakukan operasi kebebasan navigasi, atau FONOP, untuk menentang klaim maritim yang berlebihan dan memperkuat hukum laut di perairan internasional, Kamis (27/8). USS Mustin, yang berbasis di Yokosuka, Jepang, melakukan FONOP di sekitar Kepulauan Paracel untuk memastikan jalur pelayaran penting di daerah tersebut tetap bebas dan terbuka,” tulis pernyataan Armada Asia Pasifik AS di situs resminya.
“Armada ke-7 AS melakukan operasi kebebasan navigasi untuk mendukung kepentingan nasional AS di wilayah operasi Indo-Pasifik. Sebagai armada Angkatan Laut AS dengan jumlah terbesar, Armada ke-7 berkoordinasi dengan 35 negara maritim di kawasan untuk membangun hubungan, mendorong keamanan maritim, meningkatkan stabilitas, dan mencegah konflik,” imbuh pernyataan tersebut.
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa Angkatan Laut AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali USS Halsey melakukan ‘transit rutin Selat Taiwan’ pada hari Minggu (30/8) sesuai dengan hukum internasional.
“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional,” kata perwakilan Armada ke-7 AS Reann Mommsen.
Kapal perusak berpeluru kendali AS, USS Mustin, berlayar melalui selat Taiwan pada 18 Agustus. Peristiwa itu kemudian dikecam keras oleh China dan menyebut pelayaran USS Mustin itu sebagai langkah ‘sangat berbahaya.’
Baik China maupun AS telah meningkatkan aktivitas militer mereka di wilayah sekitar Taiwan yang diklaim bagian dari wilayah China di bawah prinsip ‘One China’. Tak hanya itu, kedua belah pihak juga telah meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan yang disengketakan oleh beberapa negara.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pekan lalu memperingatkan risiko konflik tak disengaja dari peningkatan aktivitas militer di sekitar Taiwan.
China mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai wilayahnya sendiri, dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Sementara itu, AS adalah pemasok senjata utama Taiwan dan pendukung terpenting Taiwan di panggung internasional.