Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kapal China
Luhut seusai rapat dengan Kementerian Pertahanan,(Foto: istimewa).

Kapal China Masuk Natuna, Luhut: Enggak Perlu Dibesar-besarkan



Berita Baru, Jakarta – Kapal penangkap ikan China sejara sengaja memasuki wilayah teritori Indonesia di perairan Natuna untuk mencuri ikan. Hal ini kemudian menuai protes dari pemerintah Indonesia.

Tidak hanya itu, publik Indonesia dibuat geram lantaran kapal ikan tersebut dikawal langsung oleh kapal Coast Guard milik pemerintah China.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Indonesia telah melayangkan protes kepada China atas pelanggaran yang dilakukannya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) RI.

Namun, sikap berbeda ditunjukkan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Ia mengungkapan persoalan ini tidak perlu dibesar-besarkan.

“Sebenarnya enggak usah dibesar-besarin lah kalau soal kehadiran kapal (Coast Guard China) itu,” katanya usai pertemuan bersama Menteri Pertahanan, Jumat (03/01) sore.

Menurut penuturan Luhut, masuknya kapal-kapal asing dari China ini akibat kurangnya kemampuan Indonesia mengawasi ZEE.

“Sebenarnya kan kita juga kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE kita itu. Sekarang memang Coast Guard kita itu, Bakamla, sedang diproses supaya betul-betul menjadi Coast Guard yang besar sekaligus dengan peralatannya,” terang Luhut.

Luhut menambahkan, Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk menambah kapal-kapal di kawasan perairan Natuna guna mengantisipasi adanya kejadian serupa.

“Ya kalau kita enggak hadir, kan orang hadir. Jadi kita sebenarnya yang paling marah pertama itu pada diri kita sendiri. Kita punya kapal belum cukup,” sambungnya.

Adapun, Kementerian Pertahanan telah diminta Jokowi untuk memperkuat pengawasan di perairan Natuna. Kementerian Pertahanan akan memebeli kapal dengan ukuran 138-140 meter pada tahun ini. Namun Luhut enggan menyampaikan berapa jumlah kapal yang akan dibeli itu.

Lebih lanjut, Luhut meminta agar semua pihak untuk tidak meributkan persoalan pelanggaran kedaulatan oleh China di Natuna. Luhut khawatir keributan ini akan berimbas kepada hubungan ekonomi dengan China, lebih khusus investasi.

“Ya makanya (agar tidak menganggu investasi), saya bilang untuk apa diributin. Sebenarnya kita juga mesti lihat, kita ini harus membenahi diri kita,” jelasnya. (*)