Kaisar Abu Hanifah: Demokrasi Akan Kuat Jika Agama dan Kebangsaan Saling Bersinergi
Berita Baru, Sleman — Anggota DPD RI perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, Hilmy Muhammad (Gus Hilmy) mengadakan kegiatan diskusi Aspirasi Masyarakat Daerah dengan tema Penguatan Demokrasi Substansi Berdasarkan Pancasila, Agama dan Kebangsaan: Dua Sayap Menuju Indonesia Berkeadaban.
Turut hadir dalam acara ini, Anggota DPR RI Komisi VII Kaisar Abu Hanifah sebagai pembicara. Ia menyampaikan tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila secara substansial dalam proses demokrasi di Indonesia.
Kaisar menjelaskan bahwa demokrasi tidak boleh semata-mata bersifat prosedural, melainkan harus bersandar pada nilai-nilai luhur bangsa yang juga tercermin dalam ajaran agama.
“Demokrasi kita ini akan menjadi kuat dan beradab apabila nilai-nilai agama dan kebangsaan berjalan seiring, saling memperkuat dan tidak dipertentangkan,” kata Kaisar, Minggu (15/6/2025) di Pondok Pesantren Al-Miftah, Mlangi, Sleman.
Legislator dari fraksi PKB ini menambahkan bahwa pesantren sebagai pusat pendidikan moral dan spiritual memiliki peran besar dalam menumbuhkan kesadaran berbangsa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Sementara itu, Gus Hilmy menjelaskan bahwa memperkuat demokrasi berarti membuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan sadar terhadap hak dan kewajiban sebagai warga negara.
“Namun partisipasi tersebut juga harus dibingkai oleh nilai-nilai spiritualitas yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia,” ujar Gus Hilmy.
Selain Kaisar dan Gus Hilmy, turut hadir Kiai Mustafied selaku Pengasuh Pondok Pesantren Aswaja Nusantara Mlangi yang terut menjadi pembicara. Ia menekankan pentingnya menjadikan pesantren sebagai ruang pengkaderan pemimpin masa depan yang tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga memahami dinamika sosial dan politik kebangsaan.
Para peserta yang terdiri dari santri, tokoh agama, pemuda, dan masyarakat umum menyambut baik diskusi ini sebagai ruang refleksi untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dalam bingkai keagamaan.
Diskusi ini menjadi bukti bahwa sinergi antara agama dan kebangsaan adalah kunci dalam mewujudkan Indonesia yang berkeadaban dan bermartabat. []