BMKG: Asap Banda Aceh Bukan Karena Karhutla
Berita Baru, Banda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh memperkirakan kabut asap yang beberapa hari terakhir melanda Provinsi Aceh bukan dampak kebakaran hutan dan lahan di Riau maupun di Aceh.
Kabut yang tampak menyelimuti terutama kawasan Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar merupakan akibat perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan sehingga suhu udara relatif dingin.
“Ini dikarenakan sudah beberapa hari di Aceh tidak ada kebakaran hutan yang signifikan, di samping suhu udara di pagi hari relatif dingin”. Kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria Ahmad melalui siaran pers, Selasa (17/9).
Zakaria menyampaikan jika itu kabut asap kebakaran, maka suhu ketika pagi bisa di atas 26 derajat celcius dan uap air di udara relatif rendah atau dibawah 90 persen. Dalam kondisi, kabut akan bertahan hingga sore, bahkan berhari-hari bila tidak diguyur hujan lebat.
Sedangkan suhu minimum di Aceh yang terjadi beberapa hari terakhir ketika pagi berkisar antara 22-25 derajat celcius dan uap air di udara relatif tinggi antara 90-98 persen. Kabut asap mulai hilang sekira pukul 10.00 WIB, bahkan visibilitas di atas 8 kilometer jarak pandangnya.
“Bila dilihat dari peta sebaran asap yang dikeluarkan oleh BMKG pusat juga belum sampai asap dari Pekanbaru (Riau) ke Aceh,” kata Zakaria.
Perubahan suhu yang diakibatkan pergantian musim ini dikatakan Zakaria harus diwaspadai oleh masyarakat. Aceh diperkirakan ke delan akan lebih banyak diguyur hujan meski tidak merata.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan musim dari kemarau ke penghujan.
“Tapi walaupun demikian kita tetap mewaspadai terhadap kebakaran hutan dimasa transisi ini karna cuaca cerah masih ada potensinya,” ujar Zakaria.