Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Orang-orang memindahkan perahu di daerah banjir saat banjir meluas di bagian timur laut negara itu, di Sylhet, Bangladesh, 19 Juni 2022. Foto: Reuters/Stringer.
Orang-orang memindahkan perahu di daerah banjir saat banjir meluas di bagian timur laut negara itu, di Sylhet, Bangladesh, 19 Juni 2022. Foto: Reuters/Stringer.

Jutaan Orang Terdampar saat Banjir Terburuk 122 Tahun Merendam Sylhet India



Berita Baru, New Delhi – Jutaan orang terdampar saat banjir terburuk 122 tahun merendam wilayah Sylhet, Bangladesh, India, dan menewaskan puluhan orang, menurut pihak berwenang.

Pada Senin (20/6), pihak berwenang di Bangladesh bergegas memberikan bantuan kepada lebih dari 9 juta orang yang terdampar setelah mengalami hujan lebat hingga memicu banjir di timur laut divisi administrasi Sylhet. Warga terjebak lantaran air naik dengan cepat dan sungai meluap.

Situasi di Sylhet telah diperburuk oleh air yang mengalir turun dari perbukitan di sekitar negara bagian Meghalaya India, termasuk beberapa daerah terbasah di dunia seperti Mawsynram dan Cherrapunji yang masing-masing menerima lebih dari 970 mm (38 inci) hujan pada hari Minggu (19/6), menurut data pemerintah.

“Banjir adalah yang terburuk dalam 122 tahun di wilayah Sylhet,” kata Atiqul Haque, Direktur Jenderal Departemen Penanggulangan Bencana Bangladesh.

Sekitar 300.000 orang telah dipindahkan ke tempat penampungan di Sylhet. Namun, lebih dari empat juta orang terdampar di dekat rumah mereka yang terendam.

Situasi itu membuat pemerintah setempat harus segera memberikan bantuan, termasuk air minum dan persediaan medis.

“Situasinya masih mengkhawatirkan,” Mohammad Mosharraf Hossain, kepala administrator divisi Sylhet, dikutip dari Reuters pada Senin (20/6).

“Kami mengintensifkan upaya kami menyediakan bahan bantuan. Saat ini, tantangan utama adalah menjangkau semua orang dan memastikan ketersediaan air minum,” imbuhnya.

Seorang penduduk distrik Sunamganj di Sylhet, Khalilur Rahman (43 tahun) mengatakan air banjir telah membanjiri lantai dasar rumahnya yang berlantai dua dan penduduk setempat menggunakan perahu untuk bergerak di sekitar daerah itu.

“Saya belum pernah melihat banjir seperti itu dalam hidup saya,” kata Rahman kepada Reuters melalui telepon.

Rahman juga menambahkan bahwa tidak ada listrik sejak hujan lebat mulai pada Kamis malam.

“Makanan kering habis, tidak ada air minum,” katanya.

Di negara bagian Assam, India, di mana sedikitnya 26 orang tewas sejak hujan lebat turun sekitar dua minggu lalu, air banjir mulai surut, kata pihak berwenang.

Tetapi 4,5 juta orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka, dengan sekitar 220.000 tinggal di tempat penampungan sementara yang dikelola oleh pemerintah. Lebih dari satu juta hektar lahan pertanian telah terendam banjir.

“Situasi banjir secara keseluruhan membaik,” kata Menteri Sumber Daya Air Assam Pijush Hazarika kepada Reuters. “Sekarang tantangan terbesar adalah menjangkau para pengungsi dan memberi mereka bahan-bahan bantuan.,” imbuhnya.

Tetangga Asia Selatan itu telah mengalami peningkatan cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir, menyebabkan kerusakan skala besar, dan para pemerhati lingkungan memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan lebih banyak bencana, terutama di Bangladesh yang berpenduduk padat.