Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

minyak Iran

Jutaan Barrel Minyak dari Iran Turun di Pelabuhan Tiongkok



Beritabaru.co, Internasional. – Tanker pengangkut minyak Iran diam-diam menurunkan pasokan minyak ke pelabuhan-pelabuhan di China. Hal itu diketahui dari data pelacakan kapal yang diungkap oleh CNBC, Jumat (02/08).

Jika kabar tersebut benar, Iran dan China berarti telah mengabaikan sanksi perdagangan dari AS–akibat isu nukril negara Islam Syiah tersebut.

Diperkirakan volume minyak mentah Iran yang dilabuhkan di China antara bulan Januari dan Mei lalu bervariasi, mulai dari 12 juta hingga 14 juta barel. Jumlah yang menurut pengamat pasar dapat secara dramatis berdampak pada harga minyak.

“Jika China secara agresif membeli minyak mentah Iran dan atau menarik volume yang tersimpan ini, harga minyak kemungkinan akan turun $ 5,00-$ 7,00 per barel,” kata John Kilduff, mitra pendiri perusahaan perdagangan energi Again Capital, mengatakan kepada CNBC pada hari Kamis (01/08).

Stephen Brennock, seorang analis di PVM Oil Associates, setuju. “Adalah adil untuk mengasumsikan bahwa harga minyak global akan berada di bawah tekanan jika China memutuskan untuk menarik minyak Iran yang disimpan di pelabuhannya,” katanya.

Tapi setidaknya ada satu alasan mengapa Washington tidak membunyikan alarm atas barel Persia ini. Tiongkok menyimpan pengiriman minyaknya dalam penyimpanan berikat, sehingga minyak belum dibersihkan melalui bea cukai Tiongkok.

Oleh karenanya, itu tidak benar-benar melanggar sanksi Amerika Serikat. Kilduff memperkirakan bahwa 20 juta barel lainnya sedang dalam perjalanan, yang kemungkinan juga menuju penyimpanan berikat.

Hal ini dinggap menguntungkan Iran dan China dalam beberapa hal. Penempatan penyimpanan berikat menawarkan Iran solusi yang mudah, dan itu berarti Iran tidak harus menggunakan begitu banyak tankernya sebagai fasilitas penyimpanan mengambang. Selain itu, penyimpanan berikat Ini cukup aman untuk opsi penyimpanan, terutama jika China ingin melanggar sanksi AS.

Tidak hanya itu, hal ini juga menguntungkan Iran, karena penempatan minyaknya diposisikan di pasar utama Asia, siap dijual, kemungkinan sanksi dilonggarkan, masalah keuangan terjamin dan atau setidaknya terjadi transaksi barter yaitu minyak dipertukarkan dengan barang lain.

Sementara itu, situasi ini juga menguntungkan China karena mendapat diskon besar-besaran pada minyak dan berfungsi sebagai pembayaran untuk pekerjaan yang dilakukan perusahaan China di Iran, kata para analis.

Penulis : Nafisa
Sumber  : CNBC