JK Sebut ASEAN dan Indonesia Aman dari Resesi Dunia
Berita Baru, Jakarta – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia, Jusuf Kalla (JK) menyebut pertemuan G20 di Bali akan menjadi momentun terjalinnya kesatuan-persatuan di negara-negara mampu dan kaya–dari sudut ekonomi dan ukuran lainnya–, termasuk Indonesia.
Meski begitu, JK mengakui, pertemuan G20 yang akan berlangsung di Bali nanti sebagai pertemuan G20 yang paling dilematis dan mungkin juga yang paling ‘ribet’.
Dari beberapa pertemuan G20 terdahulu, kata JK, tidak menemui banyak hambatan, terakhir di Argentina. Tetapi yang di Bali ini akan menghadapi banyak kendala karena adanya perang dan juga masalah-masalah perdagangan.
Kemungkinan adanya banyak kendala karena adanya perang Rusia-Ukraina. Pertentangan Amerika, Rusia dan terakhir dengan Saudi. Adanya saling embargo Rusia dengan negara-negara Eropa hingga terjadilah krisis ekonomi di Eropa.
“Namun kita bersyukur pertemuan G20 itu akan dihadiri oleh semua negara anggota, mulai dari kepala negara, dan tingkat menteri-menteri. Kita malah mengharap Indonesia bisa mendamaikan dengan baik para kepala negara anggota G20 misalnya Putin dengan Biden. Walaupun pastinya itu bukanlah hal yang mudah,” kata JK.
Hal tersebut disampaikan dalam diskusi panel bertajuk ‘Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia Post G20 Presidency’, yang diselenggarakan Universitas Paramadina bekerja sama dengan KAS, pada Rabu (2/11).
Namun akibat konflik-konflik antar negara ini dan kebijakan-kebijakan bukan hanya di Rusia dan Ukraina juga China, Jepang, Amerika, Korea Selatan dan utara itu juga bagian di Asia Timur yang memberi dampak kepada ekonomi kewilayahan.
“Namun di Asia Tenggara relatif jauh termasuk indonesia. Karena itu kalau kita lihat ramalan World Bank, Vietnam bisa tumbuh 7,5 persen, Filipina 6,5-7 persen, Malaysia 6,4 persen, Indonesia 5 persen. Jadi di ASEAN kita nomor 4, artinya kita mempunyai peluang lebih baik lagi. Itu Artinya ada peluang dari krisis energi, krisis pangan di dunia justru memberikan suatu kebutuhan yang dapat kita berikan.” Imbuhnya.
Menurut JK, dimanapun terjadi suatu krisis di suatu wilayah itu bisa memberikan manfaat apabila negara itu mampu mengisi kebutuhan itu.
“Jadi jangan dianggap krisis dunia itu merupakan krisis keseluruhan, ada yang mengambil manfaat, Vietnam mengambil manfaat, Filipina, kenapa kita tidak? Berarti ada harus evaluasi kebijakan kita sehingga kita bisa dapat,” ungkapnya.
“Saya yakin resesi dunia tidak banyak menyentuh Asia Tenggara. Karena kita cukup listrik berlebih untuk PLN, harga batubara naik. Kita baru swasembada pangan beras diberi penghargaan. Itu artinya kita tidak memiliki 2 masalah yang menyebabkan resesi negara-negara Eropa,” jelas JK.
“Pengalaman krisis keuangan perekonomian Amerika jatuh. tapi kita masih tumbuh 4,5 persen turun dari 6, tapi dalam 1 tahun kembali naik. Jadi ekonomi dunia tidak berarti semua ekonomi tersambung. Karena itu saya mengatakan jangan pesimis, mari kita optimis. Justru dari krisis itu kita mengambil manfaat mendukung dunia dengan mengambil manfaat ekonominya,” papar JK.
Lebih lanjut JK menyarankan bahwa Indonesia harus mempunyai hubungan baik dengan bangsa lain, perjanjian perdagangan harus cepat, jangan ketinggalan mengambil manfaatnya seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, karena Indonesia jauh lebih baik Sumber Daya Alam kita jauh lebih baik.
“Berarti kebijakan kita, kebijakan keuangan, moneter, investasi, energi, harus kita perbaiki. Hukum yang menyebabkan orang khawatir untuk investasi harus serius kita perbaiki,” pungkasnya.