Jika New Start Tidak Diperpanjang, Rusia akan Tetap Menemukan Cara Efektif Melindungi Diri
Berita Baru, Internasional – Pada hari Senin (21/9), Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan bahwa Rusia akan menemukan cara yang efektif untuk melindungi dirinya sendiri jika tidak ada kesepakatan yang dicapai dengan Amerika Serikat (AS) tentang perpanjangan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START).
Hal itu dikatakan Nebenzia dalam interview dengan Sputnik, sambil menekankan bahwa Rusia berharap New START tetap diperpanjang.
“Jika kesepakatan tidak diperpanjang, kami akan menemukan cara-cara efektif untuk melindungi diri kami sendiri. Kami pasti tertarik untuk memperpanjang perjanjian, karena kami melihatnya sebagai elemen kunci dari stabilitas strategis. Kami memberitahu rekan-rekan kami di AS bahwa kegagalan untuk memperpanjangnya, akan menjadi kesalahan besar,” tegas Nebenzia.
Lebih lanjut, Nebenzia juga mengungkapkan keyakinan bahwa niat Washington untuk membongkar seluruh sistem perjanjian kendali senjata dapat dijelaskan oleh keinginannya untuk menggunakan kekuatannya dengan cara yang benar-benar bebas.
AS sendiri pernah menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah tahun lalu dengan alasan menuduh Rusia melanggar kesepakatan bilateral.
“Ini hanya sebagian dari masalah global yang terdiri dari penghancuran kendali senjata, pelucutan senjata dan rezim non-proliferasi [ADN] yang berlaku. Sayangnya, kami mendapatkan semakin banyak bukti bahwa AS berupaya membongkar sistem perjanjian yang relevan, sebenarnya [karena] AS menyembunyikan keinginannya untuk mendapatkan kebijaksanaan penuh untuk proyeksi kekuatan dan penggunaan kekuatan,” terang Nebenzia.
Rusia terus secara aktif menentang upaya ini, termasuk di dalam PBB, dan tetap terbuka untuk dialog konstruktif yang bertujuan untuk menjaga dan memperkuat arsitektur keamanan global, kata pejabat tinggi itu meyakinkan.
“Misalnya, tahun lalu, Majelis Umum PBB [UNGA] mengadopsi resolusi, yang kami mulai, untuk mendukung penguatan dan pengembangan sistem perjanjian ADN yang valid hampir dengan suara bulat. Ini menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk sepenuhnya dan ketat mematuhi perjanjian yang berlaku, dan untuk mendukung integritas mereka,” imbuh Nebenzia.
Di samping itu, Nebenzia mengungkapkan harapan bahwa pendekatan Rusia akan didukung dengan suara bulat pada sesi UNGA tahun ini juga. Ia mencatat bahwa permintaan global untuk dukungan untuk kesepakatan pengendalian senjata sekarang “lebih tinggi dari sebelumnya.”
Sementara itu, pada hari Minggu (20/9), Utusan Khusus AS untuk Pengendalian Senjata Marshall Billingslea mengatakan kepada surat kabar berbahasa Rusia Kommersant bahwa New Start tidak akan diperpanjang jika Washington dan Moskow gagal membuat memorandum presiden yang relevan pada Februari mendatang.
New Start sendiri kini merupakan satu-satunya kesepakatan pengendalian senjata yang berlaku di dua negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia, menurut Global Fire Power. Dan perjanjian itu akan berakhir pada Februari 2021.
Billingslea mengatakan bahwa jika Rusia menentang memorandum tersebut, AS akan dengan senang hati terus memodernisasi persenjataan nuklirnya ‘tanpa batasan’ yang diberlakukan oleh New Start. Hal serupa juga berlaku sebaliknya.
Pada gilirannya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang Presiden Donald Trump untuk memperpanjang kesepakatan kontrol senjata New Strat lima tahun tanpa persyaratan awal.
Namun, Presiden Donald Trump dan pemerintah AS terus bersikeras agar China terlibat dalam pembicaraan dalam upaya untuk mengamankan perjanjian nuklir trilateral baru karena mereka menganggap sudah saatnya China ambil bagian dalam kontrol senjata dunia.