Jerman: Pengiriman Vaksin China Mempunyai Tujuan Politik
Berita Baru, Berlin — Menteri luar negeri Jerman, Heiko Maas menuduh China dengan mengaitkan pengiriman vaksin virus corona dengan tuntutan politik, Selasa (14/7).
Heiko Maas mengatakan baik Rusia dan China telah pandai mempromosikan pengiriman vaksin mereka ke negara lain secara terbuka, tetapi juga mengejar tujuan lain dalam melakukannya.
“Kami mencatat, khususnya untuk China, bahwa pasokan vaksin juga digunakan untuk memperjelas tuntutan politik di berbagai negara,” katanya.
Berbicara kepada wartawan selama perjalanan ke Kalamazoo, Michigan, di mana Maas mengunjungi fasilitas produksi Pfizer, dia menambahkan bahwa perilaku seperti itu harus ditolak.
“Untuk mencegah hal ini terjadi, kami tidak hanya harus mengkritiknya, tetapi kami harus memastikan bahwa negara-negara yang terkena dampak memiliki alternatif,” imbuhnya, dikutip dari Washington Post.
“Alternatif itu adalah vaksin yang kami miliki dan yang tentu saja ingin kami sediakan untuk sebanyak mungkin negara dan wilayah di dunia,” kata Maas.
“(Dengan begitu) Rusia dan China tidak dapat terus melakukan diplomasi vaksin yang sulit dengan cara ini, yang hanya bertujuan untuk meningkatkan pengaruh mereka sendiri dan tidak harus menyelamatkan nyawa orang dalam contoh pertama,” usulnya.
Meskipun dia tidak memberikan contoh spesifik, pada awal bulan Juni kemarin, Taiwan secara terang-terangan menuduh China menggunakan pengiriman vaksin untuk tujuan politis, yaitu: menekan negara-negara lain agar menghentikan dukungannya kepada Taiwan, yang mana Taiwan kini sedang berjuang melawan klaim wilayahnya dari China.
Pejabat China baru-baru ini mengatakan bahwa pihaknya telah menyediakan vaksin sebanyak hampir 40 negara Afrika, tetapi mengatakan ini dilakukan semata-mata karena alasan altruistik.
Bulan lalu, para diplomat di Jenewa mengatakan kepada The Associated Press bahwa China telah menekan Ukraina untuk menarik dukungannya atas seruan untuk pengawasan lebih terhadap hak asasi manusia di wilayah barat China, Xinjiang, dengan mengancam akan menahan vaksin buatan China.