Jepang Berusaha Keras Membujuk Merek-merek Populer untuk Meningkatkan Produksi Militer
Berita Baru, Internaisonal – Akhir tahun lalu, Jepang meluncurkan pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia II, dengan anggaran pertahanan $320 miliar untuk lima tahun ke depan.
Seperti dilansir dari Sputnik News, Pemerintah Jepang berusaha keras untuk membujuk beberapa merek populer negara itu untuk meningkatkan produksi militer mereka, kata sebuah media Inggris mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Perusahaan-perusahaan tersebut dilaporkan termasuk Toshiba Corp, Daikin Industries Ltd, Subaru, Mitsubishi Heavy Industries, dan Mitsubishi Electric, yang diam-diam telah mempersenjatai Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) selama beberapa dekade.
Sebagai contoh, kontrak militer Mitsubishi Heavy Industries hanya menyumbang sepersepuluh dari pendapatannya sebesar $29 miliar pada tahun 2022. Perusahaan ini terutama berfokus pada pembuatan komponen pesawat sipil, peralatan pembangkit listrik dan mesin pabrik.
Salah satu orang dalam mengatakan bahwa merek-merek Jepang paling terkenal sangat prihatin atas potensi kerusakan citra publik mereka dari penjualan senjata, sebuah pesan yang mereka sampaikan selama pertemuan sebelumnya dengan pejabat kementerian pertahanan negara itu.
Outlet media Inggris mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya di pemasok pertahanan utama Jepang mengatakan bahwa “risiko reputasi” sangat mengkhawatirkan mereka. Pejabat itu menambahkan bahwa ada saat-saat di mana pelanggan China menyatakan ketidaknyamanan mereka ketika topik pertahanan muncul.
Pernyataan tersebut muncul setelah Tokyo menyetujui pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia Kedua, memperingatkan bahwa China merupakan tantangan strategis terbesar yang pernah ada dan mengacu pada ancaman keamanan regional tambahan yang diduga berasal dari Korea Utara.
Penumpukannya adalah Strategi Keamanan Nasional Jepang yang baru yang bertujuan untuk menggandakan pengeluaran pertahanan negara menjadi dua persen dari produk domestik bruto pada tahun 2027, sebagai penyimpangan dari komitmen pascaperang untuk mempertahankan pengeluaran sebesar 1% dari PDB.
Jepang akan meningkatkan anggaran pertahanannya untuk tahun 2023 ke rekor 6,8 triliun yen ($55 miliar), atau peningkatan 20 persen, sementara pengeluaran militer negara itu untuk periode lima tahun yang dimulai pada bulan April akan mencapai 43 triliun yen ($315).