Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Jenazah Tanpa Pelayat di Gereja Katedral Palangka Raya
Janazah seorang tanpa pelayat, asal Muarateweh disemayamkan di Aula Katedral Palangka Raya. (Foto: kumparan)

Jenazah Tanpa Pelayat di Gereja Katedral Palangka Raya



Berita Baru, Palangka Raya — Seorang wanita muda mendatangi Pastor di Paroki Katedral Santa Maria Palangka Raya, Rabu (15/4). Wanita yang sedang berduka tersebut meminta Pastor untuk memimpin misa Requiem atau misa arwah atas ibunya.

Dikutip dari kumparan, Pastor Romanus Roman mengisahkan wanita muda yang mendatanginya, “Kemarin pukul 18.00 WIB saya didatangi seorang wanita muda, ketika berbicara dengan saya dengan jarak dua meter dia masih memakai masker. Saya berusaha mendekat supaya jelas terdengar apa yang dia sampaikan,” kisah sang Pastor, Kamis (16/4).

Dengan suara sedikit serak, wanita itu meminta tolong, “Tolong Pak, ibu saya meninggal dan saya mau mencari Pastor untuk misa Requiem, tapi saya tidak tau di mana mau diadakan,” lanjut Roman.

Roman sadar bahwa itu adalah tugas dan panggilannya sebagai imam Katolik. Spontan ia mengiyakan permintaan tersebut. Hatinya turut sedih membayangkan kesedihan wanita tersebut dan keluarganya.

“Tapi maaf Pastor, saya bingung mau misa di mana, sekarang ibu saya masih di ruang jenazah. Kami dari luar kota Palangka Raya,” sahut wanita itu dikisahkan Roman.

Kemudian, Pastur Roman mempersilahkan Aula Gereja untuk ditempati misa arwah ibu dari wanita muda yang meninggal di RSUD Dokter Doris Sylvanus Palangka Raya.

Setelah mengucapkan terimakasih, wanita itu kemudian pergi mengurus jenazah. Sementara pastor Roman menyiapkan segala sesuatu untuk persiapan misa.

Sesampainya jenazah di Aula Katedral dan hendak dimulai misa pemberkatan jenazah, Roman bertanya terkait keberadaan anggota keluarga yang turut hadir. Namun, tidak ada jawaban.

“Akhirnya saya mulai misa. Saya, suami si almarhum dan anaknya. Kami bertiga saja dengan tetap jaga jarak,” kisahnya.

Kesedihan Pastor Roman memuncak saat berada di tengah jenazah tanpa pelayat. Dia membayangkan berada di posisi mereka atau mungkin ketika nanti meninggal dalam situasi yang serupa.

“Sejak mulai misa saya begitu rapuh sekali, suara saya hampir tak terdengar karena air mata saya. Membayangkan jika itu ibu saya, dan saat meninggal seperti ini tak ada satupun pelayat. Atau jika saya meninggal pada situasi seperti ini, saya benar-benar seorang diri, mati dalam kesunyian, pergi dalam kesendirian. Saya jadi lumpuh membayangkannya. Dari Altar saya melihat anaknya sepanjang misa sesenggukan tak henti, membuat saya ikut meleleh,” kisahnya.

“Ya Tuhan, inikah yang Engkau maksud bahwa ketika lahir, kita datang sendirian dan meninggal pun tetap seorang diri?,” ujar sang Pastor.

Ibu yang meninggal tersebut bernama Krisela Arnarsi dari Muara Eweh, Barito Utara. Beliau meninggal karena komplikasi. Dia bukan pasien COVID-19. Saat ini jenazah sudah dimakamkan di Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.