Jembatan Gantung Penghubung Kota Palopo – Toraja Utara Selesai Dibangun
Berita Baru, Makassar – Pada bulan Juli 2020 telah terjadi bencana tanah longsor yang mengakibatkan akses jalan nasional Palopo-Toraja Utara terputus. Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan jembatan gantung yang berlokasi di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan tersebut.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kementerian PUPR Sulawesi Selatan Muh. Insal U. Maha menjelaskan, jembatan gantung tersebut memiliki panjang bentang 84 meter dengan panjang jalan arah Palopo 140 meter dan arah Rantepao 57 meter, dengan lebar 4,2 meter yang mampu menahan beban hingga 1,5 ton.
“Sudah selesai dan sudah bisa dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Jembatan gantung ini diperuntukan untuk masyarakat yang mau ke Toraja maupun sebaliknya”. Tutur Muh. Insal dalam siaran pers yang diterima Beritabaru.co, Minggu (27/9).
Menurut Insal, jembatan gantung ini merupakan jalur transportasi sementara yang hanya bisa dilalui pejalan kaki dan pengendara roda dua.
“Memang jembatan ini bersifat sementara. Nantinya akan dibangun jembatan permanen yang dapat dilalui mobil dan kendaraan lainnya”. Lanjutnya.
Pemanfaatan jembatan gantung ini ditandai dengan peresmian yang dilakukan Wakil Wali Kota Palopo, Rahmat Masri Bandaso (RMB). Ia meminta agar masyarakat menjaga jembatan ini sebab jembatan punya kapasitas maksimal.
Wakil Walikota menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada semua pihak yang telah mengambil peran sehingga jembatan penghubung itu sudah dapat difungsikan untuk kelancaran transportasi.
“Kita semua meminta agar masyarakat agar kerja sama dalam menjaga jembatan tersebut. Diharapkan lurah dan camat serta dibantu Babinsa dan Bhabinkamtibmas dapat membuat aturan untuk mengatur penggunaan jembatan tersebut”. Tuturnya.
Sejak longsor terjadi di wilayah Battang Barat, akses jalan Palopo-Toraja Utara terputus. Warga sangat kesulitan jika hendak menuju ke Toraja Utara dari Palopo, begitupun sebaliknya.
Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II Ditjen Bina Marga Thomas Setiabudi Aden mengatakan jembatan ini merupakan wujud komitmen Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga untuk tetap menjaga konektivitas sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama disaat Pandemi Covid-19 seperti saat ini.
“Ke depannya masyarakat pengguna diharapkan turut menjaga dan memelihara jembatan ini dengan tidak melakukan vandalisme dan melaluinya dengan beban yang berlebih.” Katanya.