Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Jalan Ponpes Budaya Kaliopak Menemukan Diri Secara Kosmopolitan
Pengasuh Pondok Pesantren Budaya Kaliopak, KH. M. Jadul Maula dalam forum Ngaji Pososnan 2021. (Foto: Istimewa/Santri)

Jalan Ponpes Budaya Kaliopak Menemukan Diri Secara Kosmopolitan



Berita Baru, Yogyakarta – Pondok Pesantren Budaya Kaliopak (PPB Kaliopak) kembali mengisi bulan suci Ramadan dengan menggelar Ngaji Posonan. Pada tahun ini acara ngaji mengusung tema “Islam Berkebudayaan: Jalan Menemukan Diri Secara Kosmopolitan”, dengan 15 materi kajian dan menghadirkan 12 orang pemateri.

Pengasuh Ponpes Budaya Kaliopak, KH. M. Jadul Maula mengungkapkan bahwa Ngaji Posonan kali ini sebagai upaya untuk kembali melihat dan mengurai kegelisahan kebudayaan dengan format acara ngaji, kajian dan belajar bersama.

“Kita merasakan suasana pandemi Covid-19 yang selama lebih satu tahun terakhir telah mengguncang struktur kebudayaan dunia. Tatanan masyarakat yang ada sebelumnya tiba-tiba terhenti kolaps sedemikian rupa. Dipaksa berubah cepat oleh arus budaya modern dengan hentakan teknologi informasi yang menciptakan disrupsi di setiap sendi kehidupan.” ungkap Jadul Maula dalam pengantar acara Ngaji Posonan 2021.

Menurut Kang Jadul, sapaan akrabnya, pada situasi demikian, agama yang sebenarnya memuat nilai dan energi untuk ikut serta mengurai segala persoalan dunia juga ikut tertatih-tatih mengikuti dinamika zaman yang melaju sedemikian kencang.

“Keduanya saling menginterupsi, terpisah, bahkan saling bertolak-belakang. Sehingga yang muncul adalah krisis identitas, jati diri, dan kemanusiaan,” ungkap penulis buku Islam Berkebudayaan itu.

“Saat ini agama seakan terpisah dengan elan-vital kehidupan dan kebudayaan manusia, sehingga  yang muncul adalah formalisme agama yang mengarah kepada kesalehan banal-personal, namun luput menjadi kesalehan sosial untuk mewarnai tumbuh kembangnya peradaban,” ujarnya.

Belum lagi, lanjut Kang Jadul, terbelahnya pandangan masyarakat mengenai kebudayaan yang kalau dirunut bermula sejak masa kolonial. Ada yang berinduk kepada nilai-nilai tradisi, yakni masyarakat lokal yang menyebar di setiap jengkal pulau Indonesia, dengan dunia baru yang disodorkan di pusat-pusat produksi pengetahuan formal.

Jalan Ponpes Budaya Kaliopak Menemukan Diri Secara Kosmopolitan
Suasana dalam forum Ngaji Posonan 2021 Pondok Pesantren Budaya Kaliopak. (Foto: Santri/Zahid)

Selaku Wakil Ketua Lesbumi PBNU, Kang Jadul juga mengungkapkan bahwa ketika mau jujur, bentuk dan ukuran kemajuaan bangsa saat ini, tidak berbanding lurus dengan kedewasaan mental, kedaulatan diri, dan luhurnya budaya bangsa yang telah menyatakan kemerdekaanya sejak 76 tahun yang lalu.

“Kita sebagai bangsa masih menjadi pengimpor utama pengetahuan, konsumen produk-produk dan penonton atas menjamurnya kebudayaan asing yang kontra produktif,” jelasnya.

Pada tahap ini, ungkapnya, bisa dirasakan budaya kita semakin dekaden dan kehilangan arah tujuan. Sikap kreatif dan kosmopolitan yang menjadi corak utama kebudayaan bangsa selama ratusan tahun telah terbentuk dan mewujud menjadi tradisi, adat, dan ekspresi kesenian terasa kehilangan rumus perkembangan dan perubahannya.

“Ia ada namun tak lagi berdenyut sebagai sumber nilai dan pandangan dunia masyarakat yang telah melahirkannya. Dengan tema besar “Islam Berkebudayaan: Menemukan Diri Secara Kosmopolitan”, Ngaji Posonon 2021 diharapkan mampu menyodorkan alternatif jalan untuk menemukan diri yang sejati, dalam laku kosmopolit di era yang serba sulit seperti sekarang ini,” tukasnya.

Kegiatan Ngaji Posonan 2021 diadakan mulai tanggal 16 April hingga 2 Mei 2021. Ngaji ini merupakan agenda tahunan Pesantren Budaya Kaliopak selama bulan Ramadan. Pada tahun ini sudah yang ke-3 kalinya ponpes Kaliopak mengisi bulan suci dengan program-program yang produktif dan kreatif. (MKR)

Pelansir: M. Kholil Ramli
Editor: Sarah Monica