Israel Mengkonfirmasi Kasus Virus Corona Kedua dari Diamond Princess
Berita Baru, Internasional – Pada hari Minggu (23/2) Kementrian Kesehatan Israel mengatakan bawah mereka telah mengkonfirmasi kasus infeksi virus corona kedua di antara warga negaranya yang kembali dari kapal pesiar Diamond Princess. Kapal pesiar itu berlabuh di Yokohama Jepang dan sudah diindikasi sebagian penumpangnya telah tertular virus corona.
“Sebuah uji coba di Laboratorium Pusat Kementerian Kesehatan menemukan bahwa satu penumpang lagi, yang telah kembali dari kapal pesiar Diamond Princess di Jepang, dinyatakan positif terkena virus corona,” ujar Kementrian Kesehatan Israel.
Pada hari Jumat (22/2), 11 warga negara Israel kembali ke rumah setelah evakuasi dari kapal dan salah satu dari mereka dinyatakan positif menderita penyakit akibat virus corona. Kini mereka semua telah ditempatkan di area karantina yang terisolasi selama 14 hari.
Sebelumnya, Aryeh Deri selaku Menteri Dalam Negeri Israel memerintahkan untuk melarang semua wisatawan dari negara lain yang telah mengunjungi Korea Selatan atau Jepang dalam waktu dua minggu untuk memasuki Israel.
Pekan lalu, larangan serupa diberlakukan terhadap orang-orang yang datang dari Thailand, Makao, Hong Kong, dan Singapura. Pada awal Februari, Israel menghentikan lalu lintas udara dengan China dan melarang warga Tiongkok memasuki negara itu.
Warga negara Israel yang tiba dari negara-negara ini diharuskan untuk tinggal di rumah karantina selama 14 hari. Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan pada awal Februari bahwa siapa pun yang ditemukan melanggar aturan karantina ini akan mendapatkan hukuman penjara 7 tahun.
Wabah penyakit virus Corona, atau bernama resmi COVID-19 pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada akhir Desember 2019. Sejak saat itu, COVID-19 sudah menyebar ke lebih dari 25 negara.
Virus COVID-19 ini mendorong Organis Kesehatan Dunia menyatakan darurat kesehatan global. Virus COVID-19 ini telah menyebabkan lebih dari 77.000 orang terinfeksi di seluruh dunia dan mengakibatkan lebih dari 2.400 kematian di negara Cina.
Penerjemah | Ipung |
Sumber | Sputnik News |