Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Iran Prihatin dengan kehadiran Israel di Kaukasus. Foto: Reuters.
Iran Prihatin dengan kehadiran Israel di Kaukasus. Foto: Reuters.

Iran Prihatin dengan Kehadiran Israel di Kaukasus



Berita Baru, TeheranIran prihatin dengan kehadiran Israel di Kaukasus saat ketegangan meningkat antara Iran dan Azerbaijan lantaran hubungan ‘buruk’ Iran dan Israel.

Menteri Luar Negeri baru Iran, Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran tentu saja tidak akan mentolerir perubahan geopolitik dan perubahan peta di Kaukasus.

“Kami memiliki keprihatinan serius tentang kehadiran teroris dan Zionis di wilayah ini,” kata Amirabdollahian kepada wartawan di Moskow saat bertemu Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, Rabu (6/10).

Ketegangan meningkat antara Iran dan Azerbaijan sejak pertengahan September, yang berbagi perbatasan 700 km (430 mil).

Tentara Iran dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) baru-baru ini memobilisasi pasukan dan mengadakan latihan militer di dekat perbatasan barat lautnya dengan Azerbaijan di tengah ketegangan yang berkepanjangan setelah perang 44 hari Azerbaijan dengan Armenia tahun lalu.

Sebagai tanggapan atas aksi Iran terhadap Azerbaijan, Turki berencana akan meluncurkan latihan militer bersama mulai hari Rabu ini (6/10).

Tuduhan tak berdasar

Menurut laporan Al Jazeera, sehari sebelum latihan diluncurkan, Amirabdollahian mengatakan kepada rekannya dari Azerbaijan bahwa Iran tidak akan mentolerir kehadiran atau aktivitas Israel “di sebelah perbatasan kami” dan berjanji untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Namun, Presiden Azerbaijan Ilham Heydar Oglu Aliyev mengatakan tuduhan terkait kehadiran militer Israel di wilayahnya adalah tak berdasar

Kantor Berita Tasnim Iran, yang berafiliasi dengan IRGC, mengatakan pada hari Selasa (5/10) bahwa kantor perwakilan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei di Baku ditutup oleh pejabat Azeri.

Outlet berita yang dikelola pemerintah Iran kemudian membantah laporan itu, dengan mengatakan hanya pusat pertemuan keagamaan yang ditutup karena protokol COVID-19.

Sebelum pertemuannya dengan Lavrov, Amirabdollahian mengatakan Iran mengharapkan Rusia “peka tentang potensi perubahan perbatasan di seluruh kawasan, dan peka tentang kehadiran teroris dan gerakan rezim Zionis yang mengancam perdamaian dan stabilitas regional”.

Hubungan Iran-Rusia

Sebelum pembicaraan dengan Lavrov, Amirabdollahian mengatakan Iran mengejar ‘lompatan besar dalam hubungan’ dengan Rusia ketika pemerintah Presiden Ebrahim Raisi berusaha dengan cepat memperluas hubungan di seluruh kawasan.

Amirabdollahian menambahkan bahwa dia mengharapkan negosiasi mengenai kesepakatan nuklir Iran akan segera dimulai kembali di Austria.

“Saya menekankan bahwa kami sekarang sedang menyelesaikan konsultasi mengenai masalah ini dan akan segera memulihkan negosiasi kami di Wina,” katanya.

Kantor berita berbahasa Rusa, Interfax melaporkan mengutip Amirabdollahian Tehran telah menerima ‘sinyal’ bahwa Washington – yang meninggalkan pakta nuklir 2015 di bawah pemerintahan sebelumnya – sekali lagi tertarik untuk mengimplementasikannya.

Amirabdollahian mengatakan pemerintah baru Iran masih meninjau catatan enam putaran pembicaraan di Wina yang berakhir pada 20 Juli.